Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,
Sunnatullah atau Hukum Allah yang berlaku dalam kehidupan di dunia mengambil bentuk yang berbagai.
Di antaranya adalah seperti :
1. Benda yang dilempar ke atas mestilah jatuh ke bawah.
2. Manusia yang lapar dan haus bererti perlu makan dan minum untuk menghilangkannya.
3. Seseorang yang ditetak tangannya niscaya akan terluka dan berdarah.
4. Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan: ada siang ada malam, ada panas ada dingin, ada sehat ada sakit, ada senang ada susah, ada lapang ada sempit, ada kaya ada miskin, ada menang ada kalah.
Selain contoh-contoh di atas masih banyak lagi bentuk sunnatullah yang berlaku di atas muka bumi ini.
Di sudut lain, ada pula sunnatullah yang berlaku yang mempunyai kaitan dengan sekumpulan manusia, suatu kaum atau suatu umat.
Contohnya seperti berikut :
a. Allah tidak akan membinasakan suatu kaum sebelum dikirim terlebih dahulu seorang Nabi atau Rasul dariNya yang berfungsi untuk memberikan teguran dan peringatan kepada kaum tersebut.
b. Allah tidak akan membiarkan adanya suatu kaum yang berlaku sewenang-wenangnya terhadap kaum-kaum lainnya kecuali Allah akan hadirkan sekelompok manusia lainnya yang berfungsi menjadi pengimbang atas kelompok yang berlaku zalim tersebut.
Ini dikenali dalam istilah Islam sebagai "Sunnah At-Tadaafu' " (Sunnatullah dalam hal konflik atau pertentangan antara umat manusia).
Selain itu ada satu lagi sunatullah yang bernama "Sunnah At-Tadaawul" (Sunnatullah dalam hal pergantian giliran kepimpinan).
Perkara ini boleh kita temui dalam sebuah ayat yang berbunyi seperti berikut :
"Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia..." (QS Ali Imran : 140)
Terjemahan lengkap ayat di atas ialah :
"Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membezakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebahagian kamu dijadikanNya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS Ali Imran : 140)
Agar umat Islam benar-benar memahami dan menghayati "Sunnah At-Tadaawul" , maka melalui ayat ini Allah mengaitkannya dengan kejadian perang Uhud yang dialami oleh kaum muslimin.
Perang Uhud merupakan perang kedua setelah perang Badar. Di dalam perang Badar para sahabat meraih kemenangan padahal mereka hanya berjumlah 313 orang melawan kaum kafir musyrik Quraisy yang berjumlah 1000 orang sedangkan dalam perang berikutnya, iaitu perang Uhud, kaum muslimin pada tahap awal peperangan sesungguhnya telah meraih kemenangan.
Namun, apabila pasukan pemanah meninggalkan pos pertahanan mereka di bukit Uhud, maka situasinya berubah sama sekali. Allah akhirnya mengizinkan kemenangan berada di pihak kaum kafir musyrik Quraisy sedangkan Nabi saw dan para sahabatnya menderita kekalahan.
Sehingga Allah swt berfirman :
"Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka (penderitaan kekalahan), maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka (penderitaan kekalahan) yang serupa."
1. Mengapa Allah perlu membiarkan kaum muslimin menderita kekalahan?
2. Mengapa sebaliknya Allah mengizinkan kaum kuffar musyrik Quraisy mendapat kemenangan?
Allah swt sendiri menjelaskannya :
PERTAMA : Allah ingin mempergilirkan kemenangan dan kekalahan di antara manusia.
Kejayaan dan kehancuran ingin digilir di antara manusia. Itulah tabiat dunia. Dalam dunia yang fana ini :
a. Tidak ada perkara yang bersifat kekal dan abadi.
b. Tidak ada pihak yang terus-menerus menang.
c. Tidak ada kelompok yang terus-menerus kalah.
Semua akan mengalami giliran yang silih berganti. Orang-orang yang berimanpun, tanpa kecuali, akan mengalami keadaan yang silih berganti di dunia kerana bukan semata-mata dengan keimanan lalu seseorang atau sesuatu kelompok manusia mesti sentiasa menang.
Tanpa pernah mengalami kekalahan, bagaimana mungkin seseorang atau sekelompok manusia akan menghargai dan mensyukuri kemenangan?
KEDUA : Allah hendak memisahkan dan membezakan orang yang beriman dengan orang yang kafir.
Dengan mengalami kemenangan dan kekalahan, maka akan terlihatlah :
1. Siapakah orang yang pandai bersyukur ketika menang.
2. Siapakah pula yang pandai bersabar di kala mengalami kekalahan.
Begitulah pula sebaliknya di mana akan terlihat siapakah orang yang lupa diri di kala menang dan siapa yang berputus-asa ketika kalah.
KETIGA : Melalui pengalaman silih bergantinya kemenangan dan kekalahan Allah hendak memberi peluang orang-orang ynag beriman untuk meraih bentuk kematian yang paling mulia, iaitu mati syahid.
Allah berkehendak mencabut nyawa orang-orang yang beriman sebagai para syuhada’ yang ketika berpisah ruh dari jasadnya, maka ruh mulia tersebut akan terus dijemput oleh burung-burung syurga.
Berdasarkan perkara di atas, maka perjalanan sejarah umat Islam boleh dilihat sebagai :
a. Sebuah perjalanan panjang yang diwarnai oleh silih bergantinya pengalaman kemenangan dan kekalahan umat ini ke atas kaum kafir.
b. Silih bergantinya kejayaan dan kehancuran umat.
c. Kadang-kadang ada masanya orang-orang beriman memimpin umat manusia, namun ada masanya juga orang-orang kafir yang memimpin umat manusia.
Maka, sudah barang tentu pada masa di mana orang beriman memimpin masyarakat, maka berbagai program dan aktiviti sepatutnya lebih bercirikan "rasa syukur" akan nikmat kemenangan yang sedang dialami.
Sebaliknya, ketika kaum kafir yang memimpin umat manusia, maka sudah sepatutnya orang-orang beriman mengisi perjalanan hidupnya dengan dominasi "sikap sabar" di atas kekalahan yang sedang dideritainya.
Jadi bagaimanakah keadaan realiti kita dewasa ini?
Cuba kita kembali perhatikan hadits panjang dari Nabi saw yang membicarakan persoalan "Ringkasan Sejarah Umat Islam di Akhir Zaman."
"Muncul fasa Kenabian di tengah kamu selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul fasa Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metod/ sistem) Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul fasa Raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul fasa Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul fasa Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metod/ sistem) Kenabian. Kemudian Nabi saw diam." (HR Ahmad)
Jadi, berdasarkan hadits di atas, "Ringkasan Sejarah Umat Islam di Akhir Zaman" terdiri dari 5 fasa atau zaman :
FASA I : KENABIAN
Di fasa ini umat Islam mengalami perjuangan selama 13 tahun sewaktu di Makkah sebelum hijrah ke Madinah di bawah kepimpinan orang-orang kafir dan 10 tahun berjuang di Madinah sesudah hijrah dari Makkah di bawah kepimpinan Nabi Muhammad saw yang memimpin masyarakat terus di bawah bimbingan Allah melalui Kitabullah, Al-Qur'an Al Karim.
Jadi di fasa pertama perjalanan sejarah umat Islam terjadi dua keadaan yang sangat berbeza. Pada separuh fasa pertama Nabi saw dan para sahabat mengalami keadaan di mana yang memimpin ialah kaum kafir musyrik. Sehingga generasi awal umat ini mengalami kekalahan yang menuntut kesabaran luar biasa untuk dapat bertahan menghadapi sikap hidup jahiliyah yang berlaku.
Namun pada separuh kedua fasa pertama ini, sesudah hijrah ke Madinah, kaum muslimin justeru semakin hari semakin kukuh kedudukannya sehingga Allah taqdirkan mereka menikmati kejayaan di tengah masyarakat jazirah Arab sehingga kaum musyrikin Arab pada masa itu akhirnya tunduk kepada kepimpinan orang-orang yang beriman.
FASA II : KEKHALIFAHAN MENGIKUT MANHAJ (CARA/METOD/ SISTEM) KENABIAN
Di fasa ini, umat Islam menikmati 30 tahun kepimpinan para Khulafa’ Ar-Rasyidin terdiri dari para sahabat utama iaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al Khattab, Othman bin Affan dan Ali bin Abi Talib radhiyallahu 'anhum ajma'iin.
Sepanjang fasa ini boleh dikatakan umat Islam mengalami masa kejayaan, walaupun sejarah mencatat pada masa kepimpinan khalifah Othman dan Ali, sudah mulai muncul gejala pergolakan sosial-politik di tengah masyarakat yang mereka pimpin.
Namun secara umum boleh dikatakan bahwa orang-orang yang berimanlah yang memimpin masyarakat. Orang-orang kafir dan musyrikin tidak diberi kesempatan untuk berjaya sedikitpun. Hukum Allah tertegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.
FASA III : RAJA-RAJA YANG MENGGIGIT
Di fasa ini, umat Islam menikmati selama 13 abad kepimpinan orang-orang yang beriman.
Para pemimpin pada masa itu digelar khalifah. Sistem sosial dan politik yang berlaku disebut Khilafah Islamiyah berdasarkan hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Namun mengapa Nabi saw menyebutnya sebagai fasa para raja-raja?
Ini kerana apabila seorang khalifah wafat maka yang menggantinya mestilah anak keturunannya. Demikianlah seterusnya. Ini berlaku samada pada masa kepimpinan Daulah Bani Umayyah, Daulah Bani Abbasiyah mahupun Kesultanan Usmaniah Turki.
Walaubagaimanapun, umat Islam masih boleh dikatakan mengalami masa kejayaan, kerana para Khalifah di fasa ketiga merupakan Raja-raja yang Menggigit, ertinya masih "menggigit" Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Tentunya tidak sama baiknya dengan kepimpinan para Khulafa Ar-Rasyidin sebelumnya yang masih "menggenggam" Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Ibarat mendaki bukit, tentulah lebih selamat dan pasti bila talinya digenggam daripada digigit tetapi secara umumnya di fasa ketiga ini, Hukum Allah tertegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.
FASA IV : RAJA-RAJA ATAU PENGUASA-PENGUASA YANG MEMAKSAKAN KEHENDAK (DIKTATOR)
Sesudah berlalunya fasa ketiga pada tahun 1924, mulailah umat Islam menjalani fasa di mana yang memimpin adalah penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak mereka.
Inilah fasa di mana kita hidup sekarang ini. Kita saksikan bahwa para penguasa di era moden ini memimpin dengan memaksakan kehendak mereka sambil melupakan dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya.
Samada pemerintahan itu disebut republik mahupun kerajaan beraja, suatu perkara yang pasti ialah semua yang berkuasa tidak mengembalikan urusan kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara kepada hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.
Manusia dipaksa tunduk kepada sesama manusia dengan memperlakukan hukum buatan manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kepentingan peribadi seraya mengabaikan hukum Allah Yang Maha Adil.
Hukum jahiliyah buatan manusia dilaksanakan dan tegak di mana-mana sedangkan hukum Allah ditinggalkan dan tidak diambil berat.
Maka kita dapat simpulkan bahwa fasa keempat merupakan fasa kemenangan bagi kaum kafir dan kekalahan bagi orang-orang yang beriman.
Inilah fasa yang paling mirip dengan separuh pertama fasa pertama di mana Nabi saw dan para sahabat berjuang di Makkah sementara kekuasaan jahiliyah kaum kafir musyrik mendominasi di tengah-tengah masyarakat.
Dunia menjadi porak peranda di samping sarat dengan berbagai fitnah. Nilai-nilai jahiliah moden mendominasi kehidupan. Para penguasa mengurus masyarakat bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi melainkan hanya berdasarkan hawa nafsu peribadi dan kelompok.
Dalam fasa inilah tertegaknya Sistem Dajjal. Berbagai cabang kehidupan umat manusia diatur dengan nilai-nilai Dajjal. Setiap urusan dunia dikelolakan dengan nilai-nilai materialisma, liberalisma dan sekularisma dalam semua bidang kehidupan termasuk politik, sosial, ekonomi, budaya, media, pendidikan, undang-undang, keselamatan, ketenteraan bahkan keagamaan. Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj Kenabian.
Nabi saw bersabda meramalkan bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah swt ciptakan manusia pertama sehingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.
"Allah tidak menurunkan ke muka bumi (sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat) fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal." (HR Thabrani)
Umat Islam yang menjalani fasa keempat ketika ini mesti mempersiapkan diri untuk menghadapi kemunculan fitnah paling dahsyat iaitu fitnah Dajjal.
Hidup di fasa keempat, iaitu fasa kepimpinan para "Mulkan Jabriyyan" (para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup yang penuh cabaran.
Pada fasa ini Allah memberikan giliran kepimpinan umat manusia kepada pihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin menghadapi kepimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak mereka serta mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya.
Sistem hidup yang mereka tawarkan merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan didominasi oleh nilai-nilai kekufuran.
Inilah zaman yang sarat dengan fitnah. Keterlibatan seorang muslim dalam aspek kehidupan moden manapun sangat berpotensi untuk mendatangkan dosa bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian hebat akan mencapai kemuncaknya kepada puncak fitnah iaitu ‘Fitnah Dajjal’.
Barangsiapa yang sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum munculnya ‘Fitnah Dajjal’ akan berpeluang untuk selamat pula pada ketika munculnya ‘Fitnah Dajjal’.
Demikianlah peringatan Nabi saw :
"Suatu ketika hal ehwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: "Sungguh fitnah yang terjadi di antara kamu lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini (baik kecil mahupun besar) kecuali dalam rangka menyongsong kedatangan fitnah Dajjal." (HR Ahmad)
Demikian pula sebaliknya, barangsiapa ketika rangkaian fitnah dalam berbagai dimensi kehidupan manusia sedang menjadi gejala kemudian ia terjebak ke dalamnya, maka dikhuatiri pada ketika puncak fitnah muncul ia akan terjebak pula untuk menjadi pengikut bahkan hamba Dajjal, Na'udzubillahi min dzaalik.
Ramai manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal datang di akhir zaman. Pada mereka, Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekadar ‘mitos’. Bahkan ramai yang menganggap Dajjal tidak ada sehingga ramai pula manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membincangkannya.
Ketika pengabaian ini berlaku di kalangan orang awam, ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitinya lebih jauh daripada itu.
Bahkan kita menyaksikan ketika ini, para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustaz dan kebanyakan ulama’ tidak lagi peduli untuk memperingatkan umat akan bahaya ‘Fitnah Dajjal’.
Padahal apabila kedua gejala ini sudah mulai tersingkap, maka Nabi saw justeru mengatakan
bahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
"Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatkannya di atas mimbar-mimbar." (HR Ahmad)
Nabi saw bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan umat akan bahaya ‘Fitnah Dajjal’, maka ketika itulah Dajjal bakal keluar.
Realiti dunia kita dewasa ini sudah memaparkan kedua-dua fenomena tersebut. Maknanya, sudah sampai masanya kita perlu berwaspada dan berhati-hati dengan kemunculan Dajjal yang bila-bila masa sahaja akan keluar...!
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad saw menjelaskan ciri khas Dajjal kepada umatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para Nabi sebelumnya kepada umatnya masing-masing. Beliau menegaskan bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat atau buta sehingga yang ada atau yang berfungsi hanyalah satu mata sahaja.
"Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg boleh dibaca oleh setiap mukmin yg mengerti bacaan/tulisan ataupun tidak." (HR Ahmad)
Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada sekeping wang kertas satu dolar Amerika Syarikat (one dollar note). Di dalamnya kita lihat sebuah gambar yang disebut sebagai "The Great Seal" (Tanda Yang Agung).
Gambar ini penuh dengan makna dan isyarat. Perkataan berbahasa Latin "Novus Ordo Seclorum" bererti the New World Order (Ketetapan Sistem Dunia Baru) sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar piramid yang tidak sempurna kerana bahagian puncaknya terpotong.
Di atas piramid itu ada sebuah segitiga yang berukuran sesuai untuk diletakkan menjadi puncak piramid. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata tunggal. Manakala di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin "Annuit Coeptis" yang bererti "the Eye of Providence has approved of (our) undertakings." (Makhluk Bermata Tunggal telah merestui usaha-usaha kita).
Jika kita tafsirkan gambar di atas, maka ia boleh memberi makna bahwa dunia sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur umpama piramid yang belum memiliki puncak atau struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi.
Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya dan struktur dunia yang dirancang menjadi "The New World Order" tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan Makhluk Bermata Satu (Dajjal?).
Keseluruhan usaha-usaha untuk mewujudkan dan menguatkan "The New World Order" merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari Makhluk Bermata Satu atau Dajjal. Dengan kata lain, Ketetapan Sistem Dunia Baru ini adalah sebuah projek persembahan yang besar untuk menyambut kedatangan puncak fitnah iaitu Dajjal!
Setiap dimensi kehidupan moden dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan "The New World Order"(Ketetapan Sistem Dunia Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan dipengaruhi secara terus oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal.
Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim rakyat Britain jelas menyatakan bahwa dunia moden
semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah Uthmaniyah yang terakhir) membentuk dirinya menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem yang penuh dengan nila-nilai Dajjal di mana jika makhluk Dajjal itu muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pemimpin Sistem Dajjal yang telah tersedia.
Inilah yang dikhuatiri oleh Rasulullah saw. Bilamana rangkaian fitnah telah bermunculan menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses pemilihan.
Barangsiapa yang sanggup istiqamah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal terbebas dari puncak fitnah, iaitu Dajjal. Sebaliknya, barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah untuk menjadi sasaran tipudaya Dajjal.
Barangsiapa yang tidak mempunyai jiwa yang kritis dan hanya menerima bahkan mendokong "The New World Order", maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan, iaitu Dajjal sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw di dalam haditsnya seperti berikut :
"Suatu ketika hal ehwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: "Sungguh fitnah yang terjadi di antara kamu lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini (baik kecil mahupun besar) kecuali dalam rangka menyongsong kedatangan fitnah Dajjal. (HR Ahmad)
Umat Islam sudah menjalani fasa keempat ini selama 86 tahun sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah terakhir. Ini merupakan era paling kelam dalam sejarah Islam di Akhir zaman. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Perkembangan terkini di sesetengah negara Arab memberi petunjuk bahwa sudah berlaku kesedaran massa ke arah kehidupan Islam yang sebenar dan fasa keempat ini lambat laun akan berakhir jua.
Fasa V : KEKHALIFAHAN MENGIKUT MANHAJ (CARA/METOD/ SISTEM) KENABIAN
Walaubagaimanapun kita melihat keadaan umat Islam dewasa ini masih mengalami kekalahan dan kaum kafir dan mereka yang bersekongkol dengannya mengalami kejayaan, namun kita wajib bersikap optimis dan tidak berputus-asa kerana dalam hadits ini Nabi saw mengisyaratkan bahwa sesudah fasa kekalahan umat Islam akan datang fasa kejayaan kembali iaitu fasa kelima di mana bakal tegak kembali kepimpinan orang-orang yang beriman dalam bentuk Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metod/ sistem) Kenabian.
Marilah kita pastikan diri kita termasuk ke dalam barisan umat Islam yang sibuk mengusahakan tertegaknya fasa kelima tersebut. Jangan hendaknya kita terlibat dalam berbagai program dan aktiviti yang memperkukuhkan fasa keempat atau fasa kepimpinan kaum kuffar di era moden ini.
Yakinlah kita bahwa di sana ada "Sunnah At-Tadaawul" (Sunnatullah dalam hal pergantian giliran kepimpinan).
Apabila kepimpinan kaum kuffar dan mereka yang bersekongkol dengannya ketika ini terasa begitu mencengkam dan menyakitkan, ingatlah selalu bahwa di dunia ini tidak ada perkara yang berterusan dan abadi.
Semuanya bakal silih berganti dan hanya masa yang menentukannya sesuai dengan usaha-usaha maksima umat Islam yang bertepatan dengan kehendak Allah swt.
"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran ke atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS Al-Baqarah : 250)
Ya Allah, jadikanlah kami sebahagian dari golongan mereka-mereka yang berusaha untuk mengembalikan semula kegemilangan fasa kelima iaitu fasa kekhalifahan mengikut Manhaj Kenabian. Selamatkanlah kami dari rangkaian fitnah yang berlaku di fasa keempat ini yang akan mencapai kemuncaknya apabila keluarnya puncak fitnah iaitu Dajjal.
Ameen Ya Rabbal Alameen
Ditulis Oleh
Wan Muhammad
KOMUNITI ULAMAK
Memimpin Pandangan Umum
PEMBUKAAN
AHALAN WASAHLAN, SELAMAT DATANG
Kami mengalu-ngalukan pandangan anda terhadap isi kandungan blog ini. Pandangan dan komen yang baik diucapkan ribuan terima kasih.
Mannarmustafa@yahoo.com
Kami mengalu-ngalukan pandangan anda terhadap isi kandungan blog ini. Pandangan dan komen yang baik diucapkan ribuan terima kasih.
Mannarmustafa@yahoo.com
Wednesday, February 9, 2011
Thursday, June 24, 2010
CABARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH AGAMA RAKYAT DAN PERSENDIRIAN
OLEH MUHAMMAD NURI BIN MUSTAFA
JURU LATIH GURU-GURU SEKOLAH AGAMA PERSENDIRIAN AMAN KOTA BHARU, KELANTAN
PENGENALAN
Pendidikan adalah satu proses yang berterusan dalam usaha untuk membentuk pola-pola tingkah laku dan sikap tertentu di dalam diri manusia yang dididik. Dalam konteks pembangunan sosio-budaya dan peradaban masyarakat, pendidikan merupakan suatu proses berterusan tanpa sempadan. Pendidikan juga merupakan medan penting di dalam proses pengislahan masyarakat . Pengislahan di sini dilihat dari segi pembangunan dan pembinaan nilai-nilai positif.
Pergolakan dunia masa kini selepas peristiwa 11 september 2001 telah mencemarkan imej Islam dan pendidikan Islam secara langsung. Pihak Barat sanggup mengaitkan sistem pendidikan Islam sebagai medan atau pusat latihan untuk melatih kumpulan pengganas. Masyarakat antara bangsa juga memandang sinis terhadap sistem pendidikan Islam.
Keistimewaan sistem pendidikan Islam ialah kemampuannya untuk melahirkan insan soleh yang memiliki sifat-sifat ijabiah (positif) yang menguasai setiap tindakannya di dalam kehidupan di muka bumi ini. Namun tidak dinafikan sifat-sifat salbiah (negativ) seorang Muslim sering cuba mempengaruhinya. Bagaimanapun, hasil pendidikan Islam yang sepadu meliputi ketiga-ketiga komponen di atas menjadikannya mampu bertindak positif atau menghasilkan tindakan yang positif di dalam keadaan. Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud:
“Sungguh menghairankan keadaan orang mukmin. Sesungguhnya semua keadaan baik baginya. Tidak ada (keadaan itu) pada orang lain kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapat sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur kepada Allah s.w.t, maka yang demikian itu adalah baik baginya. Jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka yang demikian itu adalah baik baginya”.
MATLAMAT PENDIDIKAN ISLAM
“Sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami turunkan ia ke tempat yang serendah-rendahnya; kcuali orang yang beriman dan beramal soleh”. (at-Tin: 4-6)
Berdasarkan ayat di atas dan berpuluh-puluh ayat yang lain, ada dua aspek keperibadian yang ingindicipta pada manusia. Atau dengan kata lain pendidikan Islam adalah bertujuan untuk mencipta manusia yang beriman dan beramal soleh.
Tujuan pendidikan Islam telah dihuraikan oleh dengan panjang oleh ramai pemikir Islam seperti Ash-Shaibani, Al-Abrashi, Nahlawi, Al-Jammali, Al-Buti, Ibn. Khaldun, Al-Ghazali dan lain-lain (Hassan Langgulung (1997). Menurut Prof. Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buti, pendidikan Islam mempunyai tujuh matlamat:
1. Mencapai mardhatillah (keredhaan Allah)
2. Meninggikan tahap akhlak di dalam masyarakat berdasarkan aqidah Islam.
3. Menimbulkan kecintaan terhadap Islam dan ajaran-ajaran yang dibawanya.
4. Memelihara bahasa dan kesusateraan Arab sebagai bahasa Al-Quran.
5. Mewujudkan ketenteraman jiwa dan aqidah yang mendalam serta perhambaan yang ikhlas semata-semata kepada Allah.
6. Menghapuskan khurafat-khurafat yang bercampur-baur dengan hakikat ad-Din.
7. Meneguhkan perpaduan tanahair Islam dan menyatukan barisan Islam melalui usaha menghapuskan perselisihan.
Ash-Shaibani pula mengatakan matlamat pendidikan Islam adalah berkaitan dengan tujuan hidup manusia iaitu berbakti kepada Allah s.w.t dan mencari kesepurnaan diri yang merupakan tujuan akhir pendidikan.
Ini bererti, matalamat pendidikan Islam tidak boleh dilihat secra terpisah daripada matlamat Islam untuk menegakkan Syariat Islam sebagai undang-undang yang Kaffah dan berdaulat di atas muka bumi ini.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Dalam pendidikan moden, kurikulum itu tidak lagi terbatas kepada perkara yang diberikan dalam lingkungan sekolah sahaja, bahkan juga meliputi hal-hal yang bersangkutan dengan aspek kehidupan luar sekolah. Sehubungan dengan itu, pendidikan Islam bukannya hanya boleh berlaku di sekolah sahaja malahan juga berlaku di luar sekolah seperti rumah dan kawasan kejiranan.
Berbalik kepada masalah tanggapan masyarakat yang melihat bahawa pendidikan Islam hanya terletak dibahu ahli agama atau guru pendidikan Islam sahaja adalah satu kesalahan yang serius dalam pemikiran umat masa kini. Sebaliknya, ibubapa juga adalah merupakan golongan yang menjadi tunjang di dalam mendidik anak-anak mereka. Dimana pendidikan anak-anak tersebut boleh berlaku sebelum anak itu dilahirkan lagi iaitu kedua-dua orang tuanya melakukan amal soleh serta banyak berdoa kepada Allah s.w.t agar dikurniakan anak yang taat pada Allah serta menyayangi kedua orang tuanya apabila sudah dewasa nati
Sesetengah pengkaji dan pemimpin Negara meletakkan kegagalan pendidikan islam dalam Negara adalah berpunca dari kegagalan guru pendidikan Islam merealisasikan pendidika itu di sekolah. Menurut Ab. Halim Tamuri dan Khadijah Abdul Razak (2003) mengatakan: Tidak dapat dinafikan lagi masalah keruntuhan akidah dan so sial seperti gejala murtad, keruntuhan akhlak, zina, rogol serta kegagalan remaja Islam untuk melaksanakan tuntutan asas sebagai seorang Islam telah menimbulkan pelbagai pandangan dan persepsi di kalangan masyarakat terhadap Pendidikan Islam amnya dan guru-guru Pendidikan Islam khasnya.
Menurut Datuk Seri Dr Mahathir Mohamad dalam akhbar Utusan Melaysia yang bertajuk Bukan Salah Sistem PM: Kelemahan Penyampaian Mata Pelajaran Punca Gejala Sosial (1997) menegur sikap sesetengah guru yang tidak memberi pengajaran menyeluruh kepada murid, sebaliknya hanya menumpukan perhatian mengajar mata pelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Sehubungan dengan itu, menurut Perdana Menteri, sistem pendidikan tidak boleh dipersalahkan tetapi sikap guru yang hanya sekadar menyampaikan maklumat mengenai mata pelajaran yang dipertanggungjawabkan ke atasnya sahaja perlu diperbetulkan.
Bagi Mohd. Yusuf (2005) menyatakan bahawa masa guru pendidikan Islam hanya terhad sewaktu masa persekolahan sahaja. Sekiranya amanah ini dilakukan secara satu pihak sahaja, mana mungkin hasil yang kita inginkan itu akan dapat berlaku. Meskipun guru mempunyai tugasan serta bebabanan kerja yang banyak, perkara ini tidak lah menjadi permasalahan besar kerana terdapat pembahagian tugas telahpun dilakukan oleh pihak pentadbiran sekolah. Pendidikan Islam tidak berkesan jika sekolah sahaja yang memberi pendidikan Islam sedangkan keluarga dan masyarakat tidak turut sama membantu atau sebaliknya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pendidikan Islam.
Menurut Shahrim (2006) menyatakan bahawa kejayaan pendidikan Islam bersepadu bergantung kepada pelabagai factor. Usaha ini akan Berjaya sekiranya mendapat sokongan daripada pelbagai lapisan masyarakat. Kesanggupan dan keyakinan ibubapa menghantar anak-anak mereka dididik dalam sistem pendidikan ini (sekolah persendirian) menjadi petunjuk penting untuk menilai mengenai penerimaan masayarakat. Rata-rata permohonan memasuki sekolah-sekolah Islam yang menjayakan sistem pendidikan Islam bersepadu melebihi daripada kemampuan yang ada.
Berdasarkan kenyataan di atas secara tuntasnya, menunjukkan bahawa tugasan mendidik anak bangsa terutamnaya yang bergelar Muslim hendaklah dilakukan secara kolektif iaitu secara bekerjasama antara guru, ibubapa serta masayarakat setempat. Melepaskan tanggungjawab dan membiar masyarakat pelajar terus berglora dengan gejalanya adalah satu kecuaian terhadap pembangunan insan Negara kita juga.
TUDUHAN TERHADAP SAR
Pada hari ini, ada satu tindakan untuk menghancurkan institusi pendidikan Islam dengan tujuan melumpuhkan aqidah, sahsiah dan jati diri umat Islam telah mulai merebak ke negara ini. Tuduhan-tuduhan yang dikenakan terlalu berat walaupun disedari ia merupakan fitnah semata-mata. Sedangkan SAR telah memberikan sumbangan yang besar kepada negara dalam menampung keperluan pendidikan terutama pendidikan agama Islam.
Terdapat sembilan tuduhan yang telah dilemparkan mengenai kedudukan SAR iaitu:
i. SAR tidak mengajar agama Islam yang sebenar;
ii. SAR menyemai sikap membenci kerajaan;
iii. Wang SAR digunakan untuk tujuan politik pembangkang;
iv. SAR tidak dapat melahirkan ilmuan dan bijak pandai masyarakat; v. Pelajar SAR tidak ada masa depan;
v. Guru-guru SAR tidak terlatih;
vi. SAR sarang biak pengganas;
vii. SAR melahirkan banyak masalah sosial, dan
viii. Pelajar SAR tidak ada pemikiran antarabangsa.
Tuduhan tersebut amat tidak munasabah kerana mengikut kajian Bahagian Perancangan dan Penyelidikan Pendidikan bersama Bahagian Pendidikan Islam Kementerian Pendidikan Malaysia pada 1992 ke atas sekolah agama negeri (SAN), sekolah agama rakyat (SAR) dan sekolah agama swasta (SAS)telah mendapati:
i. bahawa guru-guru di SAR terdiri daripada kalangan guru-guru yang berdedikasi, berpegang teguh dengan agama dan bersemangat tinggi untuk memajukan agama dan bangsanya;
ii. SAR telah memberikan penekanan yang tinggi terhadap usaha membenteras masalah keruntuhan moral, mewujudkan suasana kekeluargaan dan mengamalkan sifat persaudaraan yang tulen;
iii. Pengajaran-pembelajaran menekankan pembentukan sifat-sifat mulia, iman dan hukum Allah. Para pelajar diberi kebebasan memilih jurusan pengajian masing-masing terutama dalam pengajian agama;
iv. Guru menjadi contoh teladan yang baik daripada para pelajar dan didapati guru-guru sanggup berkhidmat walaupun kelengkapan sekolah tidak mencukupi;
v. Kebanyakkan SAR mengusahakan sendiri pembangunan fizikal sekolahnya berbanding SAN yang dibantu oleh kerajaan negeri dan mempunyai kemudahan fizikal yang setaraf dengan sekolah kementerian;
vi. SAR didapati amat kurang kemudahan fizikal dan tiada bantuan kewangan;
vii. Pelajar lepasan SAR mempunyai peluang yang lebih luas berbanding lepasan sekolah kebangsaan kerana mereka mempunyai pengetahuan akademik dan agama, selain mengetahui bahasa Melayu, Arab dan Inggeris; dan
viii. Kajian tersebut mencadangkan supaya kerajaan menambahkan peruntukan kepada SAR supaya ia dapat dibangunkan dengan lebih baik.
CABARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SAR DAN PERSENDIRIAN
Terdapat banyak cabaran yang hadapi oleh SAR dan sekolah persendirian dalam kemelut pendidikan masa kini. Namun apa yang disenaraikan adalah yang paling menonjol dalam pengurusan pendidikan di sekolah tersebut.
1. Sumber manusia
Pembangunan sumber manusia, khususnya barisan guru yang komited perlulah dilahirkan untuk menerajui proses pendidikan Islam bersepadu. Usaha ini dapat diwujudkan melalui program pendidikan yang komprehensif. Sistem pentarbiahan guru dan pelajar perlu dimantapkan dari masa kesemasa. Guru merupakan murabbi dan tonggak utama, disamping persekitaran dan kurikulum yang baik bagi merealisasikan pendidikan Islam bersepadu. Latihan untuk melahirkan guru pelapis dan tokoh guru mestilah dirangka bagi menjamin kelestarian sistem pendidikan ini pada masa depan. Penglibatan guru dan ibubapa mestilah dilihat sebagai sebahagian dari daripada usaha dakwah juga.
2. Kewangan dan pengurusan
Kewangan dan infrastruktur merupakan faktor utama di dalam pengoperasian sistem pendidikan. Setakat ini SAR dan sekolah persendirian masih bergantung daripada sumber derma bantuan kerajaan. Ketenatan SAR dan sekolah persendirian telah menyebabkan sebahagiannya terpaksa diserahkan kepada kerajaan untuk memanjangkan jangka hayatnya. Keadaan ini telah menyebabkan sebahagian identiti asal SAR atau sekolah persendirian hilang terutamanya kurikulum dan kokurikulum sekolah.
Ditambah pula dengan pengurusan kewangan sekolah yang kurang cekap dan tidak mematuhi kehendak-kehendak pengurusan kewangan, menampakkan kelemahan yang ketara berlaku di SAR dan sekolah persendirian. Menurut Shahrim (2006) menyatakan bahwa dari aspek pengurusan institusi pendidikan mestilah cekap dan efektif. Lembaga pengelola mestilah mampu menyelesaikan segala masalah yang timbul dengan pantas dan berkesan. Bagi Zadatul Akmaliah (1991) pula menyatakan bahawa di samping mendapatkan sumber kewangan untuk pengurusan sekolah, pengetua atau guru besar juga bertanggungjawab penuh untuk merancang, mengurus, mengawal serta menentukan pengurusan kewangan sekolah dilaksanakan dengan cekap dan berkesan.
Namun apa yang berlaku dalam kajian kes pengkaji (2010) mendapati bahawa malangnya di kebanyakan sekolah (SAR dan persendirian) kerja-kerja mengutip yuran, membuat pembayaran, dan menyediakan akaun sekolah diserah bulat-bulat kepada kerani kewangan, atau bendahari yang dilantik. Ini adalah kerana kebanyakan pengetua atau guru besar sibuk dengan tugas-tugas lain atau kurang mahir dengan kerja-kerja pengurusan dan perakaunan sekolah.
3. Cabaran antara bangsa dan saluran maklumat tanpa sempadan
Dalam era globalisasi dan selepas peristiwa 11 september, imej pendidikan Islam secara umum tercalar dan bersifat negatif. Maka imej tersebut mesti dipulihkan. Imej ini boleh dipebaiki melalui jaringan kerjasama diperingkat antara bangsa dengan pertubuhan dan organisasi Islam. Penerangan mengenai sistem pendidikan Islam mestilah diusahakan melalui media dan persidangan antara bangsa.
Globalisasi yang meruntuhkan tembok pemisah Negara tanpa sempadan seperti yang diungkapkan oleh Neisbitt (1990) menghasilkan suasana baru di dalam sistem perdagangan dan kehidupan. Secara langsung jika ia tidak diuruskan dengan baik tentu akan mengesani pembentukan sahsiah pelajar melalui pengaliran maklumat yang pantas berbentuk positif dan negatif. Apabila keadaan ini berlaku, pengaruh barat melalui penerapan nilai akan terus menular masuk ke dalam masyarakat.
Pengaruh ini akan menjadi cabaran utama kepada pendidikan Islam bersepadu. Kemasukan dana khususnya dari Negara timur tengah akan terus disekat kerana ditafsirkan sebagai usaha untuk membantu pengganas. Inilah hakikat yang sedang dihadapi oleh masyarakat islam seluruh dunia.
4. Kurikulum
Kurikulum pendidikan yang sedia ada perlu diubahsuai supaya ia lebih moden dan bersifat kontemporari selari dengan perkembangan ilmu yang pesat. Pengunaan ICT khususnya bercorak multimedia diperluaskan. Pendekatan P&P pula menarik dan segar untuk membolehkan pelajar berjaya dengan lebih pantas lagi.
Namun begitu dengan perkembangan teknologi maklumat, struktur pendidikan akan menjadi lebih mencabar kerana terpaksa merubah untuk menilai serta menstrukterkan semula secara keseluruhan bagaimana sekolah beroperasi, pendekatan yan digunakan dalam pengajaran serta cara pelajar belajar. Perkara ini harus dilakukan secara berhati-hati agar nilai-nilai agama tidak terjejas walaupun kita inginkan kemajuan setara dengan Negara-negara luar yang sudahpun maju lebih awal dari Malaysia, namun runtuh dari segi akhlak dn moralnya.
5. Penghijrahan guru
Cabaran terbesar kepada institusi pendidikan Islam SAR dan sekolah persendirian juga berkaitan dengan pemindahan guru untuk menyertai sekolah kerajaan melalui sistem J-Qaf. Mereka menerima tawaran yang itu kerana lebih menarik dari tawaran yang diberikan oleh SAR dan sekolah persendirian.
Keadaan ini menjadi cabaran yang sangat ketara bagi SAR dan sekolah persendirian untuk mengekalkan guru yang berpengelaman. Dimana sekolah tersebut terpaksa menawarkan skim perkhidmatan yang kopatetif. Disamping itu pihak sekolah juga melahirkan generasi guru murabbi yang komited dengan perjuangan Islam untuk mereka terus berkhidmat di intitusi berkenaan.
CADANGAN SERTA GAGASAN UNTUK MENGHADAPI CABARAN
Muhammad Naquib Al-Attas menyebut di dalam bukunya mengenai sistem pendidikan yang seharusnya diikuti oleh orang Islam iaitu sistem yang berpaksikan kepada ajaran Islam dengan menjadikan Ar-Rasul s.a.w itu sebagai ikutan terbaik. Antaranya ialah “so the Islamic Universiti must reflect the Holy Prophet in terms of knowledge and right action”. Pendidikan yang terlalu bermodelkan barat hendaklah dikesampingkan kerana Islam juga mempunyai ramai tokoh-tokoh yang berketrampilan dalam bidang pendidikan seperti Ibn. Khaldun yang terkenal dengan teori Malakah.
Guru berperanan untuk membentuk manusia dari segi perwatakan serta penampilannya. Maka dengan sebab itu, seorang guru haruslah memiliki kualiti sebagai guru yang ideal. Guru ideal yang dimaksudkan ialah mapan dan utuh akidahnya serta kepercayaannya kepada Allah s.w.t dalam semua aspek. Mereka mesti mampu menonjolkan peribadi dan perlakuan yang diredhai oleh Allah s.w.t dalam setiap tindak tanduknya. Malah guru ideal selalu bermohon pertolongan dan bimbingan daripada Allah s.w.t dalam menjalankan tugasannya sebagai pendidikan anak bangsa
Jaringan kerjasama antara pengusaha, pelopor dan pejuang pendidikan Islam bersepadu perlu dijalinkan bagi mewujudkan satu gagasan dalam memperjuangkan pendidikan Islam bersepadu. Mereka membina perkongsian starategik dengan badan-badan pendidikan di dalam dan luar Negara untuk kemajuan institusi tersebut. Dalam menonjolkan sistem ini, hubungan mesra dengan media perlu diwujudkan. Media massa sememangnya berperanan penting dalam mencorakkan pemikiran dan pandangan masyarakat. Mereka perlu didekati untuk mendedahkan kejayaan yang dicapai oleh sekolah pentas pendidikan Islam Negara.
KESIMPULAN
Usaha membangunkan pendidikan Islam bersepadu melalui institusi SAR dan sekolah persendirian amatlah mencabar. Namun dengan permuafakatan semua pihak dari kalangan pelajar, guru pentadbir dan ibubapa akan melonjakkan institusi ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Perubahan yang bersesuaian dengan keadaan semasa perlu berlaku dalam keadaan yang positif agar tidak terjejas ketulinan pendidikan Islam yang sedia ada.
RUJUKAN
Hassan Langgulung, (1997). Pengenalan Tamaddun Islam Dalam Pendidikan.Kuala Lumpur. Dewan Bahasa Dan Pustaka.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, (1999). The Concept Of Education In Islam: A Framework Foe An Islamic Philosophy Of Education. Istac, Kuala Lumpur.
Neibit, J & Aburdene (1990). Megatrend 2000. New York, Avon.
Jalaluddin, (1999). Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Dan Perkembangan. PT Raja Grafindo, Jakarta.
Mohd. Yusuf Ahmad ( 2005). Pengajian Islam. Um, Kuala Lumpur.
Mahathir Mohamad, (1997). Bukan Salah Sistem PM: Kelemahan Penyampaian Mata Pelajaran Punca Gejala Sosial. Akhbar Utusan Melaysia.
Ab. Halim Tamuri dan Khadijah Abdul Razak (2003). Pengajaran akhlak di sekolah
menengah: Persepsi pelajar-pelajar. Prosiding Wacana Pendidikan Islam (Siri 3):
Antara tradisi dan inovasi. Bangi, Selangor: Fakulti Pendidikan, Univefsiti
KebafigsaanMalaysia.
Shahrim ahmad, (2006). Pendidikan islam bersepadu masa kini: cabaran dan pengukuhan. Risalah pemimpin 7. Jimmedia.
Zaidatol Akmaliah Lope Pihie, (1991), Pentadbiran Pendidikan, Kuala Lumpur Fajar Bakti.
Badan Bertindak Sar Pulau Pinang ( Bara ), (2003). Memorandum Merayu Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja-Raja Melayu
JURU LATIH GURU-GURU SEKOLAH AGAMA PERSENDIRIAN AMAN KOTA BHARU, KELANTAN
PENGENALAN
Pendidikan adalah satu proses yang berterusan dalam usaha untuk membentuk pola-pola tingkah laku dan sikap tertentu di dalam diri manusia yang dididik. Dalam konteks pembangunan sosio-budaya dan peradaban masyarakat, pendidikan merupakan suatu proses berterusan tanpa sempadan. Pendidikan juga merupakan medan penting di dalam proses pengislahan masyarakat . Pengislahan di sini dilihat dari segi pembangunan dan pembinaan nilai-nilai positif.
Pergolakan dunia masa kini selepas peristiwa 11 september 2001 telah mencemarkan imej Islam dan pendidikan Islam secara langsung. Pihak Barat sanggup mengaitkan sistem pendidikan Islam sebagai medan atau pusat latihan untuk melatih kumpulan pengganas. Masyarakat antara bangsa juga memandang sinis terhadap sistem pendidikan Islam.
Keistimewaan sistem pendidikan Islam ialah kemampuannya untuk melahirkan insan soleh yang memiliki sifat-sifat ijabiah (positif) yang menguasai setiap tindakannya di dalam kehidupan di muka bumi ini. Namun tidak dinafikan sifat-sifat salbiah (negativ) seorang Muslim sering cuba mempengaruhinya. Bagaimanapun, hasil pendidikan Islam yang sepadu meliputi ketiga-ketiga komponen di atas menjadikannya mampu bertindak positif atau menghasilkan tindakan yang positif di dalam keadaan. Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud:
“Sungguh menghairankan keadaan orang mukmin. Sesungguhnya semua keadaan baik baginya. Tidak ada (keadaan itu) pada orang lain kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapat sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur kepada Allah s.w.t, maka yang demikian itu adalah baik baginya. Jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka yang demikian itu adalah baik baginya”.
MATLAMAT PENDIDIKAN ISLAM
“Sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami turunkan ia ke tempat yang serendah-rendahnya; kcuali orang yang beriman dan beramal soleh”. (at-Tin: 4-6)
Berdasarkan ayat di atas dan berpuluh-puluh ayat yang lain, ada dua aspek keperibadian yang ingindicipta pada manusia. Atau dengan kata lain pendidikan Islam adalah bertujuan untuk mencipta manusia yang beriman dan beramal soleh.
Tujuan pendidikan Islam telah dihuraikan oleh dengan panjang oleh ramai pemikir Islam seperti Ash-Shaibani, Al-Abrashi, Nahlawi, Al-Jammali, Al-Buti, Ibn. Khaldun, Al-Ghazali dan lain-lain (Hassan Langgulung (1997). Menurut Prof. Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buti, pendidikan Islam mempunyai tujuh matlamat:
1. Mencapai mardhatillah (keredhaan Allah)
2. Meninggikan tahap akhlak di dalam masyarakat berdasarkan aqidah Islam.
3. Menimbulkan kecintaan terhadap Islam dan ajaran-ajaran yang dibawanya.
4. Memelihara bahasa dan kesusateraan Arab sebagai bahasa Al-Quran.
5. Mewujudkan ketenteraman jiwa dan aqidah yang mendalam serta perhambaan yang ikhlas semata-semata kepada Allah.
6. Menghapuskan khurafat-khurafat yang bercampur-baur dengan hakikat ad-Din.
7. Meneguhkan perpaduan tanahair Islam dan menyatukan barisan Islam melalui usaha menghapuskan perselisihan.
Ash-Shaibani pula mengatakan matlamat pendidikan Islam adalah berkaitan dengan tujuan hidup manusia iaitu berbakti kepada Allah s.w.t dan mencari kesepurnaan diri yang merupakan tujuan akhir pendidikan.
Ini bererti, matalamat pendidikan Islam tidak boleh dilihat secra terpisah daripada matlamat Islam untuk menegakkan Syariat Islam sebagai undang-undang yang Kaffah dan berdaulat di atas muka bumi ini.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Dalam pendidikan moden, kurikulum itu tidak lagi terbatas kepada perkara yang diberikan dalam lingkungan sekolah sahaja, bahkan juga meliputi hal-hal yang bersangkutan dengan aspek kehidupan luar sekolah. Sehubungan dengan itu, pendidikan Islam bukannya hanya boleh berlaku di sekolah sahaja malahan juga berlaku di luar sekolah seperti rumah dan kawasan kejiranan.
Berbalik kepada masalah tanggapan masyarakat yang melihat bahawa pendidikan Islam hanya terletak dibahu ahli agama atau guru pendidikan Islam sahaja adalah satu kesalahan yang serius dalam pemikiran umat masa kini. Sebaliknya, ibubapa juga adalah merupakan golongan yang menjadi tunjang di dalam mendidik anak-anak mereka. Dimana pendidikan anak-anak tersebut boleh berlaku sebelum anak itu dilahirkan lagi iaitu kedua-dua orang tuanya melakukan amal soleh serta banyak berdoa kepada Allah s.w.t agar dikurniakan anak yang taat pada Allah serta menyayangi kedua orang tuanya apabila sudah dewasa nati
Sesetengah pengkaji dan pemimpin Negara meletakkan kegagalan pendidikan islam dalam Negara adalah berpunca dari kegagalan guru pendidikan Islam merealisasikan pendidika itu di sekolah. Menurut Ab. Halim Tamuri dan Khadijah Abdul Razak (2003) mengatakan: Tidak dapat dinafikan lagi masalah keruntuhan akidah dan so sial seperti gejala murtad, keruntuhan akhlak, zina, rogol serta kegagalan remaja Islam untuk melaksanakan tuntutan asas sebagai seorang Islam telah menimbulkan pelbagai pandangan dan persepsi di kalangan masyarakat terhadap Pendidikan Islam amnya dan guru-guru Pendidikan Islam khasnya.
Menurut Datuk Seri Dr Mahathir Mohamad dalam akhbar Utusan Melaysia yang bertajuk Bukan Salah Sistem PM: Kelemahan Penyampaian Mata Pelajaran Punca Gejala Sosial (1997) menegur sikap sesetengah guru yang tidak memberi pengajaran menyeluruh kepada murid, sebaliknya hanya menumpukan perhatian mengajar mata pelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Sehubungan dengan itu, menurut Perdana Menteri, sistem pendidikan tidak boleh dipersalahkan tetapi sikap guru yang hanya sekadar menyampaikan maklumat mengenai mata pelajaran yang dipertanggungjawabkan ke atasnya sahaja perlu diperbetulkan.
Bagi Mohd. Yusuf (2005) menyatakan bahawa masa guru pendidikan Islam hanya terhad sewaktu masa persekolahan sahaja. Sekiranya amanah ini dilakukan secara satu pihak sahaja, mana mungkin hasil yang kita inginkan itu akan dapat berlaku. Meskipun guru mempunyai tugasan serta bebabanan kerja yang banyak, perkara ini tidak lah menjadi permasalahan besar kerana terdapat pembahagian tugas telahpun dilakukan oleh pihak pentadbiran sekolah. Pendidikan Islam tidak berkesan jika sekolah sahaja yang memberi pendidikan Islam sedangkan keluarga dan masyarakat tidak turut sama membantu atau sebaliknya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pendidikan Islam.
Menurut Shahrim (2006) menyatakan bahawa kejayaan pendidikan Islam bersepadu bergantung kepada pelabagai factor. Usaha ini akan Berjaya sekiranya mendapat sokongan daripada pelbagai lapisan masyarakat. Kesanggupan dan keyakinan ibubapa menghantar anak-anak mereka dididik dalam sistem pendidikan ini (sekolah persendirian) menjadi petunjuk penting untuk menilai mengenai penerimaan masayarakat. Rata-rata permohonan memasuki sekolah-sekolah Islam yang menjayakan sistem pendidikan Islam bersepadu melebihi daripada kemampuan yang ada.
Berdasarkan kenyataan di atas secara tuntasnya, menunjukkan bahawa tugasan mendidik anak bangsa terutamnaya yang bergelar Muslim hendaklah dilakukan secara kolektif iaitu secara bekerjasama antara guru, ibubapa serta masayarakat setempat. Melepaskan tanggungjawab dan membiar masyarakat pelajar terus berglora dengan gejalanya adalah satu kecuaian terhadap pembangunan insan Negara kita juga.
TUDUHAN TERHADAP SAR
Pada hari ini, ada satu tindakan untuk menghancurkan institusi pendidikan Islam dengan tujuan melumpuhkan aqidah, sahsiah dan jati diri umat Islam telah mulai merebak ke negara ini. Tuduhan-tuduhan yang dikenakan terlalu berat walaupun disedari ia merupakan fitnah semata-mata. Sedangkan SAR telah memberikan sumbangan yang besar kepada negara dalam menampung keperluan pendidikan terutama pendidikan agama Islam.
Terdapat sembilan tuduhan yang telah dilemparkan mengenai kedudukan SAR iaitu:
i. SAR tidak mengajar agama Islam yang sebenar;
ii. SAR menyemai sikap membenci kerajaan;
iii. Wang SAR digunakan untuk tujuan politik pembangkang;
iv. SAR tidak dapat melahirkan ilmuan dan bijak pandai masyarakat; v. Pelajar SAR tidak ada masa depan;
v. Guru-guru SAR tidak terlatih;
vi. SAR sarang biak pengganas;
vii. SAR melahirkan banyak masalah sosial, dan
viii. Pelajar SAR tidak ada pemikiran antarabangsa.
Tuduhan tersebut amat tidak munasabah kerana mengikut kajian Bahagian Perancangan dan Penyelidikan Pendidikan bersama Bahagian Pendidikan Islam Kementerian Pendidikan Malaysia pada 1992 ke atas sekolah agama negeri (SAN), sekolah agama rakyat (SAR) dan sekolah agama swasta (SAS)telah mendapati:
i. bahawa guru-guru di SAR terdiri daripada kalangan guru-guru yang berdedikasi, berpegang teguh dengan agama dan bersemangat tinggi untuk memajukan agama dan bangsanya;
ii. SAR telah memberikan penekanan yang tinggi terhadap usaha membenteras masalah keruntuhan moral, mewujudkan suasana kekeluargaan dan mengamalkan sifat persaudaraan yang tulen;
iii. Pengajaran-pembelajaran menekankan pembentukan sifat-sifat mulia, iman dan hukum Allah. Para pelajar diberi kebebasan memilih jurusan pengajian masing-masing terutama dalam pengajian agama;
iv. Guru menjadi contoh teladan yang baik daripada para pelajar dan didapati guru-guru sanggup berkhidmat walaupun kelengkapan sekolah tidak mencukupi;
v. Kebanyakkan SAR mengusahakan sendiri pembangunan fizikal sekolahnya berbanding SAN yang dibantu oleh kerajaan negeri dan mempunyai kemudahan fizikal yang setaraf dengan sekolah kementerian;
vi. SAR didapati amat kurang kemudahan fizikal dan tiada bantuan kewangan;
vii. Pelajar lepasan SAR mempunyai peluang yang lebih luas berbanding lepasan sekolah kebangsaan kerana mereka mempunyai pengetahuan akademik dan agama, selain mengetahui bahasa Melayu, Arab dan Inggeris; dan
viii. Kajian tersebut mencadangkan supaya kerajaan menambahkan peruntukan kepada SAR supaya ia dapat dibangunkan dengan lebih baik.
CABARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SAR DAN PERSENDIRIAN
Terdapat banyak cabaran yang hadapi oleh SAR dan sekolah persendirian dalam kemelut pendidikan masa kini. Namun apa yang disenaraikan adalah yang paling menonjol dalam pengurusan pendidikan di sekolah tersebut.
1. Sumber manusia
Pembangunan sumber manusia, khususnya barisan guru yang komited perlulah dilahirkan untuk menerajui proses pendidikan Islam bersepadu. Usaha ini dapat diwujudkan melalui program pendidikan yang komprehensif. Sistem pentarbiahan guru dan pelajar perlu dimantapkan dari masa kesemasa. Guru merupakan murabbi dan tonggak utama, disamping persekitaran dan kurikulum yang baik bagi merealisasikan pendidikan Islam bersepadu. Latihan untuk melahirkan guru pelapis dan tokoh guru mestilah dirangka bagi menjamin kelestarian sistem pendidikan ini pada masa depan. Penglibatan guru dan ibubapa mestilah dilihat sebagai sebahagian dari daripada usaha dakwah juga.
2. Kewangan dan pengurusan
Kewangan dan infrastruktur merupakan faktor utama di dalam pengoperasian sistem pendidikan. Setakat ini SAR dan sekolah persendirian masih bergantung daripada sumber derma bantuan kerajaan. Ketenatan SAR dan sekolah persendirian telah menyebabkan sebahagiannya terpaksa diserahkan kepada kerajaan untuk memanjangkan jangka hayatnya. Keadaan ini telah menyebabkan sebahagian identiti asal SAR atau sekolah persendirian hilang terutamanya kurikulum dan kokurikulum sekolah.
Ditambah pula dengan pengurusan kewangan sekolah yang kurang cekap dan tidak mematuhi kehendak-kehendak pengurusan kewangan, menampakkan kelemahan yang ketara berlaku di SAR dan sekolah persendirian. Menurut Shahrim (2006) menyatakan bahwa dari aspek pengurusan institusi pendidikan mestilah cekap dan efektif. Lembaga pengelola mestilah mampu menyelesaikan segala masalah yang timbul dengan pantas dan berkesan. Bagi Zadatul Akmaliah (1991) pula menyatakan bahawa di samping mendapatkan sumber kewangan untuk pengurusan sekolah, pengetua atau guru besar juga bertanggungjawab penuh untuk merancang, mengurus, mengawal serta menentukan pengurusan kewangan sekolah dilaksanakan dengan cekap dan berkesan.
Namun apa yang berlaku dalam kajian kes pengkaji (2010) mendapati bahawa malangnya di kebanyakan sekolah (SAR dan persendirian) kerja-kerja mengutip yuran, membuat pembayaran, dan menyediakan akaun sekolah diserah bulat-bulat kepada kerani kewangan, atau bendahari yang dilantik. Ini adalah kerana kebanyakan pengetua atau guru besar sibuk dengan tugas-tugas lain atau kurang mahir dengan kerja-kerja pengurusan dan perakaunan sekolah.
3. Cabaran antara bangsa dan saluran maklumat tanpa sempadan
Dalam era globalisasi dan selepas peristiwa 11 september, imej pendidikan Islam secara umum tercalar dan bersifat negatif. Maka imej tersebut mesti dipulihkan. Imej ini boleh dipebaiki melalui jaringan kerjasama diperingkat antara bangsa dengan pertubuhan dan organisasi Islam. Penerangan mengenai sistem pendidikan Islam mestilah diusahakan melalui media dan persidangan antara bangsa.
Globalisasi yang meruntuhkan tembok pemisah Negara tanpa sempadan seperti yang diungkapkan oleh Neisbitt (1990) menghasilkan suasana baru di dalam sistem perdagangan dan kehidupan. Secara langsung jika ia tidak diuruskan dengan baik tentu akan mengesani pembentukan sahsiah pelajar melalui pengaliran maklumat yang pantas berbentuk positif dan negatif. Apabila keadaan ini berlaku, pengaruh barat melalui penerapan nilai akan terus menular masuk ke dalam masyarakat.
Pengaruh ini akan menjadi cabaran utama kepada pendidikan Islam bersepadu. Kemasukan dana khususnya dari Negara timur tengah akan terus disekat kerana ditafsirkan sebagai usaha untuk membantu pengganas. Inilah hakikat yang sedang dihadapi oleh masyarakat islam seluruh dunia.
4. Kurikulum
Kurikulum pendidikan yang sedia ada perlu diubahsuai supaya ia lebih moden dan bersifat kontemporari selari dengan perkembangan ilmu yang pesat. Pengunaan ICT khususnya bercorak multimedia diperluaskan. Pendekatan P&P pula menarik dan segar untuk membolehkan pelajar berjaya dengan lebih pantas lagi.
Namun begitu dengan perkembangan teknologi maklumat, struktur pendidikan akan menjadi lebih mencabar kerana terpaksa merubah untuk menilai serta menstrukterkan semula secara keseluruhan bagaimana sekolah beroperasi, pendekatan yan digunakan dalam pengajaran serta cara pelajar belajar. Perkara ini harus dilakukan secara berhati-hati agar nilai-nilai agama tidak terjejas walaupun kita inginkan kemajuan setara dengan Negara-negara luar yang sudahpun maju lebih awal dari Malaysia, namun runtuh dari segi akhlak dn moralnya.
5. Penghijrahan guru
Cabaran terbesar kepada institusi pendidikan Islam SAR dan sekolah persendirian juga berkaitan dengan pemindahan guru untuk menyertai sekolah kerajaan melalui sistem J-Qaf. Mereka menerima tawaran yang itu kerana lebih menarik dari tawaran yang diberikan oleh SAR dan sekolah persendirian.
Keadaan ini menjadi cabaran yang sangat ketara bagi SAR dan sekolah persendirian untuk mengekalkan guru yang berpengelaman. Dimana sekolah tersebut terpaksa menawarkan skim perkhidmatan yang kopatetif. Disamping itu pihak sekolah juga melahirkan generasi guru murabbi yang komited dengan perjuangan Islam untuk mereka terus berkhidmat di intitusi berkenaan.
CADANGAN SERTA GAGASAN UNTUK MENGHADAPI CABARAN
Muhammad Naquib Al-Attas menyebut di dalam bukunya mengenai sistem pendidikan yang seharusnya diikuti oleh orang Islam iaitu sistem yang berpaksikan kepada ajaran Islam dengan menjadikan Ar-Rasul s.a.w itu sebagai ikutan terbaik. Antaranya ialah “so the Islamic Universiti must reflect the Holy Prophet in terms of knowledge and right action”. Pendidikan yang terlalu bermodelkan barat hendaklah dikesampingkan kerana Islam juga mempunyai ramai tokoh-tokoh yang berketrampilan dalam bidang pendidikan seperti Ibn. Khaldun yang terkenal dengan teori Malakah.
Guru berperanan untuk membentuk manusia dari segi perwatakan serta penampilannya. Maka dengan sebab itu, seorang guru haruslah memiliki kualiti sebagai guru yang ideal. Guru ideal yang dimaksudkan ialah mapan dan utuh akidahnya serta kepercayaannya kepada Allah s.w.t dalam semua aspek. Mereka mesti mampu menonjolkan peribadi dan perlakuan yang diredhai oleh Allah s.w.t dalam setiap tindak tanduknya. Malah guru ideal selalu bermohon pertolongan dan bimbingan daripada Allah s.w.t dalam menjalankan tugasannya sebagai pendidikan anak bangsa
Jaringan kerjasama antara pengusaha, pelopor dan pejuang pendidikan Islam bersepadu perlu dijalinkan bagi mewujudkan satu gagasan dalam memperjuangkan pendidikan Islam bersepadu. Mereka membina perkongsian starategik dengan badan-badan pendidikan di dalam dan luar Negara untuk kemajuan institusi tersebut. Dalam menonjolkan sistem ini, hubungan mesra dengan media perlu diwujudkan. Media massa sememangnya berperanan penting dalam mencorakkan pemikiran dan pandangan masyarakat. Mereka perlu didekati untuk mendedahkan kejayaan yang dicapai oleh sekolah pentas pendidikan Islam Negara.
KESIMPULAN
Usaha membangunkan pendidikan Islam bersepadu melalui institusi SAR dan sekolah persendirian amatlah mencabar. Namun dengan permuafakatan semua pihak dari kalangan pelajar, guru pentadbir dan ibubapa akan melonjakkan institusi ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Perubahan yang bersesuaian dengan keadaan semasa perlu berlaku dalam keadaan yang positif agar tidak terjejas ketulinan pendidikan Islam yang sedia ada.
RUJUKAN
Hassan Langgulung, (1997). Pengenalan Tamaddun Islam Dalam Pendidikan.Kuala Lumpur. Dewan Bahasa Dan Pustaka.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, (1999). The Concept Of Education In Islam: A Framework Foe An Islamic Philosophy Of Education. Istac, Kuala Lumpur.
Neibit, J & Aburdene (1990). Megatrend 2000. New York, Avon.
Jalaluddin, (1999). Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Dan Perkembangan. PT Raja Grafindo, Jakarta.
Mohd. Yusuf Ahmad ( 2005). Pengajian Islam. Um, Kuala Lumpur.
Mahathir Mohamad, (1997). Bukan Salah Sistem PM: Kelemahan Penyampaian Mata Pelajaran Punca Gejala Sosial. Akhbar Utusan Melaysia.
Ab. Halim Tamuri dan Khadijah Abdul Razak (2003). Pengajaran akhlak di sekolah
menengah: Persepsi pelajar-pelajar. Prosiding Wacana Pendidikan Islam (Siri 3):
Antara tradisi dan inovasi. Bangi, Selangor: Fakulti Pendidikan, Univefsiti
KebafigsaanMalaysia.
Shahrim ahmad, (2006). Pendidikan islam bersepadu masa kini: cabaran dan pengukuhan. Risalah pemimpin 7. Jimmedia.
Zaidatol Akmaliah Lope Pihie, (1991), Pentadbiran Pendidikan, Kuala Lumpur Fajar Bakti.
Badan Bertindak Sar Pulau Pinang ( Bara ), (2003). Memorandum Merayu Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja-Raja Melayu
Thursday, November 5, 2009
HIKMAH DI DALAM BERFIKIR
Proses berfikir adalah ibarat pertumbuhan sebatang pokok. Berfikir kreatif umpama pohon yang membesar menghasilkan cabang dan dahan, bunga dan buah serta memberi manfaat kepada manusia. Berfikir bermakna menjana idea atau pemikiran. Berfikir kreatif memberi makna bagaimana idea asas dikembangkan, dicambah dan akhirnya lahir idea-idea baru atau alternatif baru bagi sesuatu masalah atau keadaan.
Menurut Tony Buzan, seorang yang pakar mengenai fungsi otak, otak kiri manusia mempunyai potensi terhadap pemikiran kreatif berkembang. Pertama, manusia hidup menghadapi pelbagai cabaran, kebuntuan, tekanan dan masalah. Jalan keluar daripadanya adalah berfikir kreatif supaya wujud pilihan-pilihan tertentu bagi melegakan kebuntuan, menyahut cabaran, menghadapi tekanan dan menyelesaikan masalah.
Kedua, memang fungsi otak untuk memberi reaksi terhadap suasana dan persekitaran. Lazimnya otak manusia tidak beku. Keupayaan berfikir manusia tetap ada sama ada dipandu oleh nilai dan niat baik atau tidak. Manusia mempunyai pancaindera yang membolehkannya berhubung dengan persekitaran. Komunikasi pancaindera menyebabkan datangnya maklumat dan daripadanya manusia berfikir.
Ketiga, berfikir secara kreatif boleh membawa seseorang kepada jalan yang baik dan juga jalan yang tidak baik. Seorang remaja yang menuntut ilmu tidak saja menerima ilmu daripada gurunya tetapi menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk menambahkan sumber. Membuat nota terhadap subjek yang berkaitan, cuba memahami dengan baik pelbagai sumber yang ada, merakamkan isi-isi penting dalam pita rakaman kemudian didengar semula dan mengajak kawan-kawan berbincang atas tajuk yang berkaitan kemudian cuba menulis isi-isi penting secara lengkap seolah-olah sedang berada di bilik peperiksaan. Remaja ini sebenarnya berfikir secara kreatif bagaimana menghasilkan banyak alternatif ke arah menimba ilmu untuk keperluan tertentu. Mengembangkan pemikiran mengikut jalan ini dikatakan berfikir kreatif yang membawa kesan positif.
Seorang remaja yang lain meminta ayahnya membelikan motosikal sebagai hadiah kerana kejayaannya dalam peperiksaan. Selepas dibelikan, remaja itu menunggang motosikal baru di hadapan kawan lain. Lalu motosikal itu diubahsuai supaya ia kelihatan secocok untuk menganggotai kumpulan Mat Rempit. Melakukan ubahsuai seperti ini juga memerlukan pemikiran yang kreatif. Tetapi kreativiti seperti ini adalah negatif kerana maksud ubahsuai itu membolehkan remaja tadi berlagak dan masuk dalam kumpulan yang gemar melanggar undang-undang jalan raya serta mengganggu ketenteraman orang ramai.
Berangan-angan
Pada tahap remaja, potensi berfikir kreatif adalah besar. Remaja adalah kelompok manusia yang suka bercita-cita, berangan-angan dan melakukan sesuatu di luar kelaziman. Tidak salah bercita-cita dan berangan-angan sekiranya idea-idea yang dikembangkan adalah baik. Bermulanya kreativiti remaja adalah hasil wujudnya keinginan yang tinggi untuk mendapat dan melakukan sesuatu kemudian membolehkan idea berkembang, jalan dicari dan akhirnya sesuatu yang dihajati menjadi kenyataan. Keadaan seperti ini bergantung
kepada sumber ilmu dan ketrampilan yang dimiliki, pengaruh kawan dan pengaruh-pengaruh lain yang membantu menyuburkan perkembangan idea yang sudah bertapak dalam benaknya. Sekiranya sumber yang diterima, kawan yang digauli, teladan yang diperoleh adalah sesuatu yang baik, ia bakal membentuk minda remaja berfikir kreatif ke arah kebaikan. Sebaliknya, jika maklumat yang diperoleh oleh remaja adalah tidak betul, kawan yang digauli adalah kawan bermasalah, persekitaran yang ada banyak mendorong melakukan perkara-perkara buruk, kreativiti juga boleh berkembang tetapi ia membawa kepada keburukan.
Rasulullah s.a.w. apabila melihat sekumpulan sahabatnya sedang melakukan pendebungaan kurma atau tamar, baginda bertanya kepada sahabat-sahabat tersebut maksud kerja itu dilakukan. Para sahabat menjelaskan bahawa maksud kerja itu dilakukan adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Rasulullah menjawab, “Kamu lebih tahu urusan duniamu.” Kenyataan Rasulullah s.a.w. itu memperlihatkan sikap baginda
tidak menentang kreativiti yang baik walaupun kegiatan seperti itu adalah sesuatu yang baru di kalangan para sahabat Nabi. Ia juga memperlihatkan penghargaan Rasulullah terhadap perkembangan ilmu, ketrampilan, kepakaran dan keahlian.
Islam tidak menghalang remaja
berfikir kreatif. Orang-orang yang maju sebenarnya adalah orang berfikir kreatif. Untuk menjadikan remaja maju dalam dunia yang amat mencabar kini, remaja perlu kreatif. Remaja tidak harus membina mentaliti pengguna, peniru dan penciplak semata-mata. Untuk menjadi generasi penyumbang kreativiti dalam ilmu, ketrampilan, kajian dan penyelidikan, pembacaan dan perspektif kefahaman mestilah kreatif dan berkembang. Tanpanya idea-idea baru tidak akan lahir dan kreativiti tidak akan wujud.
Asas kreativiti dan pemikiran kreatif mesti bertitik tolak daripada perkara-perkara yang bermanfaat. Al-Quran memberikan pedoman tentang maksud ilman nafia atau ilmu-ilmu yang bermanfaat atau pedoman yanfaunnnas atau sesuatu yang mendatangkan faedah. Selain sumber-sumber ilmu daripada al-Quran dan as-Sunah yang tercerna dalam tamadun gemilang pada masa lalu, para remaja boleh memanfaatkan sumber-sumber lain baik di Barat mahupun di Timur yang berfaedah untuk manusia, kehidupan dan sistem. Inilah faedah-faedah berbanding yang perlu diolah secara kreatif supaya ia selari dengan keperluan fitrah insan.
Kepakaran
Kajilah bagaimana ulama dan ilmuan terdahulu amat kreatif dalam berfikir dan menghasilkan sesuatu. Az Zahrawi, umpamanya, hafaz Quran pada awal umur, menjadikan al-Quran sebagai sumber utama dalam mengembangkan pemikirannya dan secara kreatif mendalami ilmu perubatan bagi menghasilkan alat-alat perubatan serta berupaya melakukan pembedahan pesakit sehingga ke tahap kepakaran. Semuanya bermula apabila al-Quran memberikan suluh hikmah dan pedoman nilai bagaimana ilmu dan alat dapat digunakan untuk kebaikan manusia.
Remaja hari ini tentu melihat bagaimana Barat membangun, melakukan dominasi dalam kreativiti sains dan teknologi, ditiru pula oleh Jepun yang mengangkat tanda aras Jepun menjadi negara maju dan sedang ditiru oleh China dan India untuk menjadi negara maju serta kuasa besar. Para remaja juga harus ada tekad yang tinggi bahawa kalau orang lain boleh maju dengan daya kreativiti yang tinggi hasil wujudnya tradisi penyelidikan, remaja Islam harus juga membangunkan jiwa tadabbur yang tinggi mencontohi kehebatan ilmuan dan ulama silam dalam mengembangkan kreativiti ilmunya.
Teknologi selamanya adalah alat dan bukannya matlamat dalam hidup kita. Para remaja harus dapat menghubungkannya. Matlamat sesuatu alat adalah untuk membawa kebaikan dan kesejahteraan kepada manusia. Teknologi tidak semata-mata dilahirkan sebagai alat berfungsi untuk memberi keselesaan dan kemudahan kepada manusia. Kandungan dalam alat, perisian dan nilai guna alat mestilah mampu menawarkan kebaikan dan faedah kepada manusia. Ia boleh dilakukan sekiranya para remaja dari awal umur lagi memiliki nilai-nilai murni dalam nilai-nilai yang baik supaya alat tidak disalahgunakan dengan kreativiti yang merosakkan. Sebuah komputer boleh digunakan secara kreatif untuk menghasilkan program dan perisian yang baik atau sebaliknya, bergantung kepada sistem nilai yang dimiliki oleh pengguna.
Sekiranya sistem nilai yang membentuk watak pengguna adalah baik, kebaikan jugalah yang bakal
menyusul. Sekiranya pengguna adalah remaja yang rakus, gopoh dan tidak dipandu oleh nilai-nilai yang baik matlamat penggunaan sesuatu akan menghasilkan kesan negatif. Berfikir kreatif mestilah disandarkan dengan nilai-nilai murni dan nilai-nilai murni boleh didapati daripada ajaran agama dan perkongsian ilmu, maklumat dan pengalaman yang baik yang terdapat dalam tamadun, budaya, tradisi orang lain yang sifatnya bermanfaat dan boleh memberi keseimbangan terhadap manusia lain dan nilai-nilai kemanusiaan sejagat.
Posted by mfrstudio at 7:07 AM
Menurut Tony Buzan, seorang yang pakar mengenai fungsi otak, otak kiri manusia mempunyai potensi terhadap pemikiran kreatif berkembang. Pertama, manusia hidup menghadapi pelbagai cabaran, kebuntuan, tekanan dan masalah. Jalan keluar daripadanya adalah berfikir kreatif supaya wujud pilihan-pilihan tertentu bagi melegakan kebuntuan, menyahut cabaran, menghadapi tekanan dan menyelesaikan masalah.
Kedua, memang fungsi otak untuk memberi reaksi terhadap suasana dan persekitaran. Lazimnya otak manusia tidak beku. Keupayaan berfikir manusia tetap ada sama ada dipandu oleh nilai dan niat baik atau tidak. Manusia mempunyai pancaindera yang membolehkannya berhubung dengan persekitaran. Komunikasi pancaindera menyebabkan datangnya maklumat dan daripadanya manusia berfikir.
Ketiga, berfikir secara kreatif boleh membawa seseorang kepada jalan yang baik dan juga jalan yang tidak baik. Seorang remaja yang menuntut ilmu tidak saja menerima ilmu daripada gurunya tetapi menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk menambahkan sumber. Membuat nota terhadap subjek yang berkaitan, cuba memahami dengan baik pelbagai sumber yang ada, merakamkan isi-isi penting dalam pita rakaman kemudian didengar semula dan mengajak kawan-kawan berbincang atas tajuk yang berkaitan kemudian cuba menulis isi-isi penting secara lengkap seolah-olah sedang berada di bilik peperiksaan. Remaja ini sebenarnya berfikir secara kreatif bagaimana menghasilkan banyak alternatif ke arah menimba ilmu untuk keperluan tertentu. Mengembangkan pemikiran mengikut jalan ini dikatakan berfikir kreatif yang membawa kesan positif.
Seorang remaja yang lain meminta ayahnya membelikan motosikal sebagai hadiah kerana kejayaannya dalam peperiksaan. Selepas dibelikan, remaja itu menunggang motosikal baru di hadapan kawan lain. Lalu motosikal itu diubahsuai supaya ia kelihatan secocok untuk menganggotai kumpulan Mat Rempit. Melakukan ubahsuai seperti ini juga memerlukan pemikiran yang kreatif. Tetapi kreativiti seperti ini adalah negatif kerana maksud ubahsuai itu membolehkan remaja tadi berlagak dan masuk dalam kumpulan yang gemar melanggar undang-undang jalan raya serta mengganggu ketenteraman orang ramai.
Berangan-angan
Pada tahap remaja, potensi berfikir kreatif adalah besar. Remaja adalah kelompok manusia yang suka bercita-cita, berangan-angan dan melakukan sesuatu di luar kelaziman. Tidak salah bercita-cita dan berangan-angan sekiranya idea-idea yang dikembangkan adalah baik. Bermulanya kreativiti remaja adalah hasil wujudnya keinginan yang tinggi untuk mendapat dan melakukan sesuatu kemudian membolehkan idea berkembang, jalan dicari dan akhirnya sesuatu yang dihajati menjadi kenyataan. Keadaan seperti ini bergantung
kepada sumber ilmu dan ketrampilan yang dimiliki, pengaruh kawan dan pengaruh-pengaruh lain yang membantu menyuburkan perkembangan idea yang sudah bertapak dalam benaknya. Sekiranya sumber yang diterima, kawan yang digauli, teladan yang diperoleh adalah sesuatu yang baik, ia bakal membentuk minda remaja berfikir kreatif ke arah kebaikan. Sebaliknya, jika maklumat yang diperoleh oleh remaja adalah tidak betul, kawan yang digauli adalah kawan bermasalah, persekitaran yang ada banyak mendorong melakukan perkara-perkara buruk, kreativiti juga boleh berkembang tetapi ia membawa kepada keburukan.
Rasulullah s.a.w. apabila melihat sekumpulan sahabatnya sedang melakukan pendebungaan kurma atau tamar, baginda bertanya kepada sahabat-sahabat tersebut maksud kerja itu dilakukan. Para sahabat menjelaskan bahawa maksud kerja itu dilakukan adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Rasulullah menjawab, “Kamu lebih tahu urusan duniamu.” Kenyataan Rasulullah s.a.w. itu memperlihatkan sikap baginda
tidak menentang kreativiti yang baik walaupun kegiatan seperti itu adalah sesuatu yang baru di kalangan para sahabat Nabi. Ia juga memperlihatkan penghargaan Rasulullah terhadap perkembangan ilmu, ketrampilan, kepakaran dan keahlian.
Islam tidak menghalang remaja
berfikir kreatif. Orang-orang yang maju sebenarnya adalah orang berfikir kreatif. Untuk menjadikan remaja maju dalam dunia yang amat mencabar kini, remaja perlu kreatif. Remaja tidak harus membina mentaliti pengguna, peniru dan penciplak semata-mata. Untuk menjadi generasi penyumbang kreativiti dalam ilmu, ketrampilan, kajian dan penyelidikan, pembacaan dan perspektif kefahaman mestilah kreatif dan berkembang. Tanpanya idea-idea baru tidak akan lahir dan kreativiti tidak akan wujud.
Asas kreativiti dan pemikiran kreatif mesti bertitik tolak daripada perkara-perkara yang bermanfaat. Al-Quran memberikan pedoman tentang maksud ilman nafia atau ilmu-ilmu yang bermanfaat atau pedoman yanfaunnnas atau sesuatu yang mendatangkan faedah. Selain sumber-sumber ilmu daripada al-Quran dan as-Sunah yang tercerna dalam tamadun gemilang pada masa lalu, para remaja boleh memanfaatkan sumber-sumber lain baik di Barat mahupun di Timur yang berfaedah untuk manusia, kehidupan dan sistem. Inilah faedah-faedah berbanding yang perlu diolah secara kreatif supaya ia selari dengan keperluan fitrah insan.
Kepakaran
Kajilah bagaimana ulama dan ilmuan terdahulu amat kreatif dalam berfikir dan menghasilkan sesuatu. Az Zahrawi, umpamanya, hafaz Quran pada awal umur, menjadikan al-Quran sebagai sumber utama dalam mengembangkan pemikirannya dan secara kreatif mendalami ilmu perubatan bagi menghasilkan alat-alat perubatan serta berupaya melakukan pembedahan pesakit sehingga ke tahap kepakaran. Semuanya bermula apabila al-Quran memberikan suluh hikmah dan pedoman nilai bagaimana ilmu dan alat dapat digunakan untuk kebaikan manusia.
Remaja hari ini tentu melihat bagaimana Barat membangun, melakukan dominasi dalam kreativiti sains dan teknologi, ditiru pula oleh Jepun yang mengangkat tanda aras Jepun menjadi negara maju dan sedang ditiru oleh China dan India untuk menjadi negara maju serta kuasa besar. Para remaja juga harus ada tekad yang tinggi bahawa kalau orang lain boleh maju dengan daya kreativiti yang tinggi hasil wujudnya tradisi penyelidikan, remaja Islam harus juga membangunkan jiwa tadabbur yang tinggi mencontohi kehebatan ilmuan dan ulama silam dalam mengembangkan kreativiti ilmunya.
Teknologi selamanya adalah alat dan bukannya matlamat dalam hidup kita. Para remaja harus dapat menghubungkannya. Matlamat sesuatu alat adalah untuk membawa kebaikan dan kesejahteraan kepada manusia. Teknologi tidak semata-mata dilahirkan sebagai alat berfungsi untuk memberi keselesaan dan kemudahan kepada manusia. Kandungan dalam alat, perisian dan nilai guna alat mestilah mampu menawarkan kebaikan dan faedah kepada manusia. Ia boleh dilakukan sekiranya para remaja dari awal umur lagi memiliki nilai-nilai murni dalam nilai-nilai yang baik supaya alat tidak disalahgunakan dengan kreativiti yang merosakkan. Sebuah komputer boleh digunakan secara kreatif untuk menghasilkan program dan perisian yang baik atau sebaliknya, bergantung kepada sistem nilai yang dimiliki oleh pengguna.
Sekiranya sistem nilai yang membentuk watak pengguna adalah baik, kebaikan jugalah yang bakal
menyusul. Sekiranya pengguna adalah remaja yang rakus, gopoh dan tidak dipandu oleh nilai-nilai yang baik matlamat penggunaan sesuatu akan menghasilkan kesan negatif. Berfikir kreatif mestilah disandarkan dengan nilai-nilai murni dan nilai-nilai murni boleh didapati daripada ajaran agama dan perkongsian ilmu, maklumat dan pengalaman yang baik yang terdapat dalam tamadun, budaya, tradisi orang lain yang sifatnya bermanfaat dan boleh memberi keseimbangan terhadap manusia lain dan nilai-nilai kemanusiaan sejagat.
Posted by mfrstudio at 7:07 AM
Sunday, May 17, 2009
PENGLIBATAN ULAMA’ DALAM PAS PADA PERINGKAT AWAL
Dilulus terbit pada Sun May 17, 2009 9:58 am oleh alghaib
Bicara Agama
Oleh : Ustaz Haji Idris bin Ahmad
Gerakan kesedaran Islam di Tanah Melayu bermula dengan pulangnya pelajar-pelajar Melayu yang pernah mendapat didikan di Timur Tengah khususnya di Mesir . Pengaruh ini menjalar masuk ke alam Melayu apabila Syed Sheik bin Ahmad al-Hadi dan Sheikh Muhammad Tahir Jalaludin al-Azhari yang pulang daripada Mesir. Mereka banyak menerima idea-idea pembaharuan daripada Sheikh Muhammad Abduh seorang pemimpin kebangkitan Islam yang terkenal di Mesir. Apabila Syed Sheik al-Hadi pulang dari Kahirah pada tahun 1904, beliau telah menerbitkan majalah al-Imam di Singapura pada tahun 1906-1908 bersama rakannya Syed Sheik bin Ahmad Al-Hadi, Haji Abbas bin Muhammad Toha dan lain-lain lagi
Al-Imam berjaya mencetuskan perubahan minda para pembaca di Tanah Melayu zaman tersebut. Kemudian mereka menerbitkan akhbar-akhbar seperti Neraca (1911-1915), Tunas Melayu 1913, Ikhwan 1926 dan Saudara 1928. Akhbar ini menanamkan semangat anti penjajah melalui sindiran, kritikan dan teguran bangsa Melayu di bumi sendiri. Keluaran pertamanya pada 23hb. Julai, 1906. Idea-idea Islam yang syumul dan lengkap ditulis dalam penerbitan mereka.(Abdul Rahman Abdullah, 1987: 154-155, William, R. Roff, 89-90, Dr. Haji Abdullah Ishak, 1990, 201-202, Haji Mohd. Fakharddin Dato’ Haji Ahmad Gahzali, 2003: 3)
Majalah ini telah meniupkan kesedaran kepada golongan agama untuk bangkit menentang penjajah. Golongan ini telah menggerakkan mereka yang berpendidikan agama kearah pembentukan organisasi politik . Mereka menyeru masyarakat supaya kembali kepada ajaran Islam untuk meninggikan ekonomi dan politik orang Melayu. (Wan Hashim Wan Teh, 1988:37-38, William, R. Roff, 1980: 58)
Sekitar tahun 1931 perkembangan politik tanah air terbahagi kepada dua kumpulan. Kumpuln pertama ialah puak kanan yang terdiri daripada mereka yang berpelajaran Inggeris dengan slogan Malaya untuk orang Malaya_. Golongan kedua ialah puak kiri yang berjuang untuk kemerdekaan orang Melayu dengan konsep penyatuan Melayu Raya_ dipelopori oleh Ibrahim Yakob dan Ishak Haji Mohammad.( Shahrom Husain, 1985 :67-68). Kemudian Ishak Haji Muhammad dan Ibrahim Yaakob telah menubuhkan Kesatuan Melayu Malaya (KMM) untuk kemerdekaan Malaya dan Indonesia, kemudian KMM telah diharamkan oleh Jepun walaupun pada peringkat awal Jepun memberi kerjasama. Sebagai gantinya Jepun telah menubuhkan Pembebasan Tanah Melayu (PETA). Apabila Jepun menyerah kalah maka hasrat untuk merdeka tidak tercapai. (Shafie Ibrahim, 1981:3)
Hasil daripada gerakan ini maka melahirkan Hizbul Muslimin yang berpusat di Gunung Semanggul. Ia adalah parti politik pertama yang berlandaskan Islam dan mempunyai matlamat yang jelas yang dipelopori oleh golongan agama di Gunung Semanggul.
Hasil daripada gerakan ini maka melahirkan Hizbul Muslimin yang berpusat di Gunung Semanggul. Ia adalah parti politik pertama yang berlandaskan Islam dan mempunyai matlamat yang jelas yang dipelopori oleh golongan agama di Gunung Semanggul.
Apabila KMM (Kesatuan Melayu Muda) ditubuhkan di cawangan Gunung Semanggul menjelang tahun 1940an. Pelajar-pelajar Ma’had Ehya telah menyertai KMM. Penyertaan penuntut–penuntut Ehya’ Syarif dalam Gerakan Kesatuan Melayu Muda bukan setakat menjadi ahli, tetapi beberapa orang daripada mereka telah menjadi pemimpin KMM cawangan Gunung Semanggul dan seluruh Perak Utara. (Nabir Abdullah, 1976:76)
Penyertaan secara aktif di dalam politik dan persatuan di kalangan para pelajar Ehya’ pada waktu itu adalah hasil pembawaan guru-guru yang mengajar mereka. Di kalangan guru-guru inilah yang membentuk ideologi pelajar kerana mereka telah menghuraikan fahaman perseorangan (personal ideology) seperti pendapat, sikap, nilai dan bentuk pemikiran kepada para pelajar. (James C, Scott, 1968:31)
Inilah juga yang dilakukan oleh ustaz Abu Bakar al-Abaqir yang menggalakkan anak muridnya terlibat dengan kegiatan memajukan agama dan bangsa.
PKMM[1] telah ditubuhkan pada 17hb. Oktober 1945 di Ipoh ia dipimpin oleh Mukhtarudin , Burhanuddin al-Helmi dan Islak Haji Muhammad dan sayapnya ialah Angkatan Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita Insaf (AWAS) dan Barisan Petani Malaya (BATAS). (Shafie Ibrahim, 1981:3)
Golongan agama telah menjadikan PKMM sebagai wadah perjuangan pada waktu itu kerana belum ada lagi wadah yang mereka hendak pejuang untuk menentang penjajah dan dapat mencapai kemerdekan. Menurut Khaidir Khatib para ulama’ dari peringkat awal lagi mereka tidak sudi kalau kegiatan mereka dikongkong dan mereka menjadi boneka sahaja. (Faridah Ali, 1974/75: 15)
Atas galakan PKMM melalui Dr. Buranuddin al-Helmi maka Hizbul muslimn ditubuhkan pada 14hb. Mac 1948. Hizbul Muslimin merupakan satu landasan baru dalam kehidupan masyarakat Melayu, bahawa Islam boleh berperanan dan menjadi ejen perubahan masyarakat (Firdaus Haji Abdullah, 1980:6). Selepas perang dunia kedua ideologi Islam sebagai asas mula bertapak di sekolah-sekolah agama seperti di Mahad Ehya’ al-Syarif yang terkenal sebagai pusat pejuang-pejuang yang beroreintasikan agama. (Firdaus Haji Abdullah, 1980: 6). Kesannya Ma’had telah berjaya melahirkan tokoh-tokoh pejuang seperti Osman Hamzah, Yunus Yatimi, Asri Haji Muda. Sekolah ini telah mengajar tentang pelajaran yang boleh menimbulkan kesedaran bahawa bangsa Melayu mundur kerana meninggalkan Islam. (Firdaus Haji Abdullah, 1980:6)
Apabila Hizbul Muslimin diharamkan oleh penjajah Inggeris[2] maka ramai di kalangan tenaga penggeraknya telah menyertai Pas yang pada ketika itu lebih mirip kepada nasionalis daripada Islam. Empat anggota Hizbul Muslimin telah menyertai Pas adalah Ustaz Osman Abdullah, Ustaz Baharudin Abdul Latif, Ustaz Khadir Khatib, Haji Yunus Yatimi dan Dato’ Mohd. Asri Haji Muda. (Wan Hashim Wan Teh, 51, Firdaus Abdullah, 1980: 46, John Funston, : 91, William R. Roff: 156)
Walau bagaimanapun Pas bermula sebagai pergerakan elit agama di Pantai Barat Semenanjung. Namun ia tersebar pesat di negeri Pantai Timur seperti Kelantan dan Terengganu kerana majoriti penduduknya orang Melayu. Di kedua-dua negeri tersebut Pas mendapat sokongan daripada para haji, ahli Umno yang telah keluar parti, penyokong PKMM yang masih ada serta mereka yang terpelajar daripada pendidikan Melayu dan Arab. (R.S. Milne & K. Diane Mauzy, : 185) Penglibatan di kalangan mereka yang berpendidikan agama kerana dilihat dari dasar dan komitmen Pas yang memaktubkan beriktiar melaksanakan hukum-hukum Islam. Perletakan dasar perjuangan Islam ini adalah satu perkara yang penting untuk ulama’ melibatkana diri dalam Pas dan merealisasikan Islam sebagai al-Din.
Pas yang merupakan lanjutan daripada perjuangan Hizbul Muslimn yang diharamkan oleh Inggeris, ahlinya terdiri daripada mereka yang berpendidikan agama.
Begitu juga yang dicatat oleh Nabil Abdullah, orang yang mencadangkan nama Persatuan Islam SeMalaya (PAS) dari Persatuan Ulama, adalah dari kalangan orang yang terlibat dengan Hizbul Muslimin iaitu Osman Hamzah. Malahan bentuk dan tujuan perjuangan parti itu juga ditentukan sedikit sebanyak oleh mereka yang biasa berjuang dalam Hizbul Muslimin. Oleh kerana itulah kita katakan bahawa Pas adalah lahir dari runtuhan Hizbul Muslimin[3] yang banyak berdamping dan menerima sokongan anggota PKMM dan sekutunya.(Nabil Abdullah, 1976: 210)
Kalau dilihat daripada permulaan saat penubuhan Pas sehingga kemerdekaan mendapat sokongan yang kuat dari kalangan orang agama. Memang Pas ditubuhkan oleh mereka yang menghendaki Islam dapat ditegakkan dinegara ini. (Ahmad Kamar, 1979:30). Beberapa persidangan yang di adakan pada peringkat awal telah melibatkan tokoh-tokoh yang berlatar belakang agama seperti Haji Ahmad Fuad Hassan, Haji Mohammed Ghazali Abdullah, Haji Hussain Che’ Dol. Mereka merupakan tokoh pejuang dan ulama’ yang memperjuangkan Pas pada peringkat awal.[4]
1. Penglibatan yang aktif di kalangan mereka yang terlibat dengan Hizbul Muslimin yang berpengkalan di Ma’had Ehya’ al-Syarif adalah bukti penglibatan golongan agama di dalam Pas. Tempat-tempat seperti ini yang menjadi pengkalan yang menyebarkan Islam dan ideolagi yang diperjuangkan oleh Pas kebetulan selari dengan apa yang diajar oleh Tok Guru pondok walaupun pondok ini bukan tajaan Pas. Dengan ini memudahkan Pas mengembangkan pengaruhnya di kawasan pondok. Misalnya tiga orang pelajar Ma’had Ehya’ Sayarif, Baharudin Abdul Latif, Othman Hamzah dan Yunus Yatimi yang telah menghadiri ke mesyuarat perasmian PKMM di Ipoh pada 10 November hingga 3 Dis 1945. Mereka ini kemudian bergerak dalam Angkatan Pemuda Insaf (API) dan seterusnya dalam PAS. (Firdaus Abdullah, 1985: 33)
Lahirnya persidangan di kalangan tokoh agama dalam Umno pada waktu itu adalah hasrat murni mereka untuk melihat Islam dapat ditegakkan dengan baik dengan adanya persidangan ulama’ Malaya di Muar pada 21 Feb 1950 manakala 15 Ogos 1951 di Kuala Lumpur dan kemudiannya di Seberang Perai adalah menefestasi keinginan ulama’ pada waktu itu untuk berorganisasi. Hasrat ini dapat dilihat daripada yang disebut oleh Haji Ahmad Fuad yang merasakan perlu ulama’ bersatu dan meyesal kerana ulama’ tidak bersatu. (Shafie Ibrahim. 1981: 14). Ini dapat dilihat daripada ruh penubuhan Pas di kalangan ulama’ dalam Umno merasakan perlu satu pertubuhan yang mengumpulkan semua ulama’ dalam satu kesatuan untuk menjadi satu barisan yang kukuh dalam menentang kemunkaran yang dilakukan oleh Umno seperti mengajurkan loteri, mengadakan fun fair yang dianggap oleh oleh ulama’ mengotorkan kesucian Islam.(Nakhaei 1987 : 45)
Penubuhan Pas pada peringkat awal adalah menjadi wadah kepada ulama’ untuk berorganisasi dan dapat membentuk satu jamaah yang mampu untuk melawan kemungkaran pada ketika itu. Pada waktu itu sudah ada keinginan ulama’ untuk mewujudkan sebuah parti politik Melayu Islam baru yang menggabungkan ulama’ dalam satu wadah.. Mereka hendak menjadikan Pas sebagai sebuah badan yang bebas jika boleh menyamai dengan Parti Masyumi di Indonesia. (Safie Ibrahim, 1981:4)
Sejak daripada persidangan kedua lagi sudah ada idea untuk Pas berdiri dengan sendiri yang bebas dan tidak bergantung kepada orang lain. Supaya ulama’ dapat berbicara dengan bebas dan tidak terikat dengan badan induk yang ada. Ini adalah kerana ulama’ sedar mereka perlu ada organisasi untuk bergerak sebagai nadi kepada ummah. Walaupun hajat ini tidak kesampaian untuk dilaksanakan seperti dalam artikel 22 bab 1 draf perlembagaan Pas yang menyebut bahawa sesiapa yang memegang ahli jawatankuasa eksekutif Pas tidak boleh dalam masa yang sama memegang jawatan dalam mana-mana parti politik lain. Oleh kerana artikel ini akan -menjejaskan mereka yang masih sayang pada Umno maka ada cadangan supaya artikel ini dimansukhkan.(Nasarudin Mat Isa, 2001:16)
Sambutan ini juga berkait rapat dengan tokoh kepimpinan pada waktu itu seperti Haji Ahmad Fuad yang memang terdedah dengan gerakan agama dan bakat kepimpinan. Beliau merupakan seorang yang bijak dan pintar. Bakat kepimpinan dan pendedahan kepada gerakannya sejak daripada kecil. Namanya sebenar Dahmat bin Hasan bin Bilal Mat Salleh. Digelar Dahmat al-Bariak setelah tamat pengajian di peringkat Qismul ‘Ali (1937) di Ma’had al-Ehya’ as Syarif kerana kecemerlangan akademiknya. Kemudian namanya ditukar kepada Ahmad Fuad oleh Sheik Hassan Yamani ketika belajar di Mekah. Beliau mula terdedah dengan gerakan politik Kaum Muda ketika berada di Ma’had al Ehya’ asSyarif Gunung Semanggul (1934-1937) dan Gerakan Islah ketika berada di Mekah (1937-1939).. terlibat dalam penentangan terhadap British di Palestin ketika berada di Mekah. (Nabil Abdullah, 1976: 61,Mohd. Fadli Ghani 2003c:1) (Othman Hamzah, 1987:50). Pengalaman yang ada pada Tuan Haji Ahmad Fuad seorang ulama’ dan seorang yang tekun dan berkarismatik adalah penyumbang utama kearah kelahiran Pas pada peringkat awal. Kepimpinan beliau (15 ogos 1951-Sep 1953) dianggap sebagai printis membawa golongan agama dalam organisasi untuk meningkatkan kedaulatan Islam. Kebetulan beliau merupakan Pengerusi Badan Agama Umno, maka mempercepatkan penubuhan Pas.. (Muhaimin Sulam, 2003: 70)
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan agama satu kelebihan untuk membawa Islam sebagai visi perjuangan politik. Di samping itu beliau memahami bahawa bangsa Melayu perlukan negara yang berdaulat. Kebetulan pada ketika itu Umno merupakan satu wadah politik kepada orang Melayu kerana parti yang berhaluan kiri telah diharamkan oleh penjajah. Beliau merasakan tidak selesa dengan beberapa pendirian Umno. Maka beliau telah memikirkan hanya melalui satu persatuan yang menyuarakan aspirasi Islam yang boleh menjadi pengimbang kepada Umno. Semasa penubuhan Pas di peringkat awal, beliau menggunakan mekanisme yang wujud dalam Umno untuk memudahkan kerja penubahannya. Ini termasuk menghubungi para sultan , mufti, alim ulama’ dari seluruh Negara.(Muhaimin Sulam 2003:72-73)
Dasar Pas yang meletakkan Islam merupakan asset yang paling penting memperkembangkan pengaruh Pas. Ini dapat dilihat daripada sambutan yang diberikan oleh masyarakat Melayu yang beragama Islam.[5] Kerana dasar Islam yang diperjuangkan oleh Pas telah menarik minat orang Melayu yang sinonim dengan Islam terutama di kalangan ulama’. (K.J. Ratnam 1985: 145, Fred R. Von Der Mehden 1982: 184, Judith Nagata 1987: 121), Islamic Revival And the Problem Of Legitimacy among Rural Religious Elites in Malaysia, edit Bruce Gale, Pelanduk Publications dlm Readings In Malaysian Politics, 1987 113-133)). Sebab itu setiap kali pilihanraya isu Islam[6] telah dieksploitasikan untuk kejayaan dalam pilihanraya bagi mencari sokongan. Isu agama adalah yang paling berkesan pada orang Melayu. Segala bantuan dan pembinaan yang melambangkan syiar Islam akan ditonjol kehadapan untuk membuktikan kepada orang Melayu bahawa merekalah calon yang patut dipilih.
Pas yang telah menjadikan al-Quran dan Hadis sebagai panduan politiknya dengan mudah dapat meresapkan pengaruhnya di kalangan penduduk luar bandar terutama di negeri yang majoritinya terdiri dari kalangan orang Melayu seperti Kelantan dan Terengganu dan Kedah.[7] Di sebabkan Islam dan Melayu menjadi intisari peribadi bangsa Melayu dalam erti kata konsep Melayu itulah Islam dan Islam itulah Melayu sudah diterima umum dan konsep ini menjadi modal besar Pas tambahan pemimpinnya pula terdiri dari kalangan orang-orang berpendidikan Islam.(Yahya Ismail, 1978: 99)
Pas juga melebarkan pengaruh di kawasan pengajian agama. Sentimen pegangan agama di kalangan orang Melayu yang begitu kuat dieksploit oleh Pas untuk menarik sokongan di kalangan mereka. Ini dapat dilihat dengan penubuhan sayap parti iaitu Dewan Pemuda dalam Pas diamanahkan kepada ulama’ iaitu Ustaz Haji Ahmad Badwi Abdullah yang kelulusan Makkah. Perkara ini diputuskan dalam mesyuarat Jawatankuasa Agung Pas yang bermesyuarat pada 3 April 1952. untuk beliau menubuhkan Dewan Pemuda Islam sebagai sebuah jawatankuasa kecil (lajnah/biro) dalam Jawatankuasa Agung PAS). (Minit Mesyuarat Jawatankuasa Agung Pas, 3 April 1952:1). . Mesyuarat tersebut juga bersetuju untuk melantik Ustaz Ahmad Badwi yang juga seorang ahli Jawatankuasa Agung Pas sebagai Ketua Dewan Pemuda Islam yang akan menjalankan kerja-kerja kepemudaan (Mohd. Fadli Ghani, 2003:2)
Malahan apabila Kongres yang dikenali sebagai Kongres pemuda Islam yang berlangsung pada 25 Ogos 1953 di Madrasah al-Ulum As Syariyyah Bagan Datoh, Perak yang kemudiannya bersetuju melantik Ustaz Othman Abdullah[8] sebagai Ketua Dewan Pemuda Pas (Mohd. Fadli Ghani, 2001:12). Program yang dibuat di Madrasah al-Ulum dan mendapat kerjasama yang baik adalah satu bukti memang Pas mendapat sokongan dari kalangan ulama’ dan golongan agama, malahan Dewan Penuntut Madrasah al-Ulum banyak memainkan peranan untuk menggerakkan organisasi Dewan Pemuda Pas.(Mohd. Fadli Ghani, 2003:67) Malahan pergerakan Kesatuan Pelajar Agama Islam Se Malaya (KPAS) yang mendapat sokongan dari sekolah-sekolah agama rakyat terutama di Perak, Kedah, Seberang Perai, Selangor dan Kelantan.(Mohd. Fadli Ghani, 2003:68)
Kebanyakan Tuan Guru dan pondok menjadi power base Pas pada peringkat awal hingga kini.[9] Walupun pondok itu tidak berada di bawah kendalian Pas tetapi segala pembawaan tuan gurunya mempengaruhi dalam tindakan.[10] Mahathir Mohd. Khir dalam satu tulisannya telah menyatakan bahawa kaitan erat antara pondok, padi dan Pas. (Mahathir Mohd. Khir, 1992: 26-28). Penglibatan beberapa orang ulama’ dan Tuan Guru pada peringkat awal penubuhan Pas memberi impak yang besar kepada politik melayu. Daerah-daerah yang tebal dengan tradisi persekolahan pondok khasnya di Kedah, Kelantan dan Terengganu telah menjadi sasaran parti itu. Di antaranya Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussein merupakan mudir di Al-Madrasah Al-Khairiah Al-Islamiah di Pokok Sena, Seberang Perai, Tuan Guru Haji Yahya Junid daripada Al-Madrasah Al-Khairiah Al-Hilmiah Padang Lumat Kedah, Tuan Guru Haji Ahmad Kodiang, Tuan Guru Haji Hussein Che’ Dol, Tuan Haji Ahmad Fuad menjadi pengetua Madrasah al-Masriah, Tuan Guru Haji Abdullah Abbas Nasution Tanjung Pauh Jitra, Taun Guru Haji Osman Yunus daripada Pondok Al-Nahdhah Bukit Besar Kedah, Di Kelantan antara tuan guru yang terlibat dalam Pas pada peringkat awal ialah Tuan Guru Haji Daud Pondok Meranti Pasir Mas, Tuan Guru Haji Hussein Rahimi dan Tuan Guru Haji Abdullah Tahir dari Madrasah Al-Ahmadiah Bunut Payung, Tuan Guru Haji Abdul Ghani dari Madrasah Muhammadiah Kubang Bemban Pasir Mas, Tuan Guru Haji Abu Bakar dari pondok Bukit Tiu, Tuan Guru Haji Omar dari pondok Kg Baru Pak Husein, Tuan Guru Haji Hassan dari pondok Lemal, Tuan Guru Haji Mohd. Nor dari pondok Teliar, Tuan Guru Haji Harun juga dari Pondok Lemal dan Tuan Guru Haji Mustafa dari pondok Pasir Tumbuh dan Tuan Guru Haji Hassan dari pondok Ketereh yang sebelumnya seorang penyokong Umno menyertai Pas pada tahun 1958. Dengan penglibatan mereka ini juga telah dijadikan modal kempen pilihanraya di kalangan aktivis Pas, salam dan pesanan Tok Guru menjadi modal untuk memenangi hati pengundi dan rakyat yang selalu percaya bahawa guru-guru mereka adalah orang baik. (Muhammad Abu Bakar, 1985:326-327)
Di Trengganu beberapa tuan guru yang menjadi tumpuan Pas pada waktu itu untuk mengembangkan pengaruh Pas. Antaranya ialah Pondok Haji Abdul Latif di Besut, Pondok Haji Kadir di Padang Midin, pondok Haji Abbas di Tok Jiring, Pondok Haji Shafie Sulong di Durian Guling, Pondok Haji Zainal Abidin Dungun dan Pondok Haji Mat Shafie yang dikelolakan oleh Haji Mat Teresat. Muhammad Abu Bakar, 1997:163) Pada waktu itu Maahad Ehya’ al-Syarif yang merupakan tempat tumpuan ulama’ Hizbul Muslimin. (Burhanuddin Abdul Latif 1994:iii-iv) Kemenangan Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussein menjadi faktor penolak aktivis Pas membawa obor parti dalam masyarakat pondok (Muhammad Abu Bakar, 1985:324). Kemenangan ini juga berkait rapat dengan perjuangan Pas yang sama dengan Hizbul Muslimin yang pernah lahir di Gunung Semanggul dahulu yang mempunyai matlamat yang sama untuk menegakkan Islam apabila Negara merdeka. Suasana masyarakat yang dikelilingi dengan suasana agama maka bukan menjadi asing kepada Pas untuk menang. Kerana mereka memang diasuh supaya kepercayaaan dengan agama dan politik tidak boleh dipisahkan.(Nabil Abdullah: 232) Di dalam pertandingan tersebut calon Pas Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussin mendapat undi sebanyak 8685 berbanding dengan calon Perikatan Mohd Sulaiman Haji Ahmad (haji Sulaiman Palestin) yang mendapat undi sebanyak 8235 manakala seorang lagi yang bertanding ialah Mohd. Jun bin Ngah dari Parti Kebangsaan Perak mendapat undi 3315.[11] (T.R. Smith, 1955: 69) Kemenangan calon Pas juga banyak disumbangkan oleh kepercayaan konsep durhaka dari anak murid pada tuan guru.(Nabil Abdullah, 1976: 229). Kemenangan ini juga kerana peribadi calon banyak menyubangkan tenaga dan masanya kepada pendidikan Islam yang merupakan anak ulama’ Tuan Hussain Kedah yang terkenal dan kebetulan beliau juga berketurunan banjar. (Muhammad Abu Bakar, 1997:163) Pas yang telah berjaya menarik perhatian ulama’ pondok melihat penyertaan mereka dalam politik sebahagian dari kehidupan beragama. (Muhammad Abu Bakar, 1985:326) Hal ini sangat menarik perhatian guru-guru agama kepada Pas. Kerana ia dipimpin oleh mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan agama dan cita-cita untuk mendirikan hukum Islam.(Ahmad Kamar, 1979: 78 )
Menurut Means,
its formative period the PMIP relied heavily upon support of students and teachers in the religious pondok schools, where young Malays are instructed in the religious tenants of Islam (Means, 1970: 226)
Kemenangan Pas beberapa tahun sahaja apabila Pas ditubuhkan adalah merupakan kemenangan pengaruh pondok dan penampungan semangat kemelayuan di kalangan orang-orang Melayu yang begitu bimbang dengan kedudukan mereka akibat dasar pintu terbuka Inggeris dan pertambahan pesat penduduk Tanah Melayu dengan kemasukan China dan India. Semangat kemelayuan dan rasa bimbang ini masih menebal di negeri-negeri Kelantan dan Terengganu. Pengaruh pondok merupakan pengaruh Islam. Pondok-pondok merupakan benteng mempertahankan akidah Islam di tanah Melayu. Apabila tok-tok guru pondok telah memberi sokongan bulat kepada Pas maka rakyat mudah dipengaruhi untuk memberi sokongan kepada Pas. (Nakhaei, 1987: 38-39)
Walaupun Pas ditubuhkan di Pulau Pinang tetapi berkembang di Kelantan, kerana di sana adanya pondok.[12] Pengaruh sisitem pendidikan pondok yang begitu kuat di Kelantan menyebabkan agama merupakan satu sentiment penting kepada rakyat Kelantan. Perkara yang berkaitan dengan agama akan mendapat tempat di hati rakyat sebab itulah apabila Pas yang menyokong konsep Islam telah mendapat sambutan yang menggalakkan dari kalangan rakyat Kelantan. (Mohammad Agus Yusoff, 1994: 1) Pada awalnya ia berkembang di kawasan Melayu yang tepencil dan kurang maju. Namun begitu dengan adanya bantuan daripada pemimpin-pemimpin agama di peringkat kampung, guru-guru Melayu dan guru-guru agama maka parti itu mencapai banyak kejayaan dalam percubaan untuk menjelaskan tujuan politik dari sudut Islam. (Amaluddin Darus, 1977:34), (Ratnam, 1969:193). Disinilah letaknya kekuatan Pas kerana keupayaan pemimpin Pas mengeksploitasi _ Religious sentiments for political objectives_. (Means, 1970: 278), Begitu juga dengan Milne yang berpendapat sebagai sebuah negeri yang mempunyai masyarakat yang rofoundly conservative he driving force behind the parti comes from religion (Milne, 1967: 93)
Jasa besar yang dimainkan oleh tuan guru amat besar, walaupun ada kelemahan dalam penyampaian. Adalah tidak adil mengatakan guru-guru pondok menghalang kemajuan , kerana bagi beliau mereka adalah pejuang dan hulubalang yang telah berjuang sebelum kita berjuang dengan mempertahankan keyakinan umat kepada agama Allah sekalipun dalam bentuk dan cara yang sangat ketinggalan zaman. (Amaluddin Darus, 1977:42).
Penglibatan Dr. Burhanuddin al-Helmy[13] Prof. Zulkifli Muhammad[14], Dato’ Asri Haji Muda[15] dalam Pas juga impak dari pendidikan agama yang diterima sehingga mereka merasakan perlu melibatkan diri dengan Pas.
Penyertaan Dr. Burhanuddin diharap akan memberi kesan yang baik kepada Pas dalam persaingan politik nasional (SP 28/A/19 PAS 1955-1958. surat Hassan Adli kepada Othman Abdullah, 17 Disember 1956). Ustaz Abu Bakar Hamzah dan Ustaz Hassan Adli adalah dua tokoh utama Dewan Pemuda Pas yang memainkan peranan utama untuk menarik Dr. Burhanuddin dan meyakinkan pimpinan Pas tentang kepimpinan Dr. Burhanuddin yang bebas dari pengaruh sosialis dan gerakan kiri (SP 28/A/19 PAS 1955-1958, surat Hassan Adli kepada Othman Abdullah, 17 Disember 1956). Bukan perkara baru minat dan dekatnya Dr. Burhanudin dengan perjuangan Islam, malah penubuhan Hizbul Muslimin di Gunung Semanggul adalah nasihat Dr. Burhanuddin walaupun beliau tidak kedepan tetapi yang menjadi perancang utama ialah beliau. Sewaktu beliau menjawat Pegawai Tinggi Jepun di markaz Taiping sering berulng alik ke Ihya’ dan sering berbincang bagaimana hendak memajukan pendidikan dan kemajuan bangsa.[16] Dr. Burhanuddin melarang tentera Jepun daripada menganggu pelajar dan warga Ihya’ dan menyelamatkan penduduknya daripada terlibat dengan pembinaan keretapi maut di Sg Kwai sempadan Burma -Thai (Nabil Abdullah, 1976:87dan 91) Sebaik sahaja Dr. Burhanuddin menjadi Yang Dipertua Agung Pas. Wakil Ketua Dewan Pemuda Pas Ustaz Burhanudin Latif telah menyampaikan sebuah al-Quran dan Undang-Unang Tubuh Pas kepada beliau sebagai satu simbolik perjuangan Pas yang menjadikan al-Quran sebagai panduan (Amaluddin Darus, 1977:93). Ustaz Jamaluddin Amini adalah orang yang betanggungjawab membawa Prof. Zulkifli Mohammad ke dalam Pas pada 1955 (Mohd Asri Muda, 1993:45)
Dr. Burhanuddin juga seorang ulama’ walaupun beliau dikenali sebagai nasionalisma kiri kerana kelantangan beliau dalam menentang penjajah. Kebolehan beliau dalam bahasa Arab dan menguasai Bahasa Inggeris adalah gambaran kehebatan beliau sebagai seorang ulama’ dan intelektual. Beliau yang pernah menuntut di Sungai Jambu Sumatra selama dua tahun untuk pendidikan agama Islam. Selepas ia kembali dari Sumatra bapanya menghantarnya pula ke sekolah Pondok di Pulau Pisang, Jitra Kedah. Beliau tidak lama tinggal di sana kerana menganggap pembelajaranya terlalu rendah dan kemudian beliau ke Madrasah al-Mashor al-Islamiah Pulau Pinang, dalam masa yang singkat beliau menguasai bahasa Arab. (Kamarudin Jaafar, 1980: 4). Semasa Pas di bawah kepimpinan beliau telah menekankan betapa pentingnya ahli-ahli memperlengkapkan diri dengan ilmu-ilmu Islam dan berkewajipan untuk menyebarkan ilmu tersebut kepada masyarakat dan seterusnya kepada negara sehinggalah kepada pembentukan sebuah Negara Islam. (Halim Mahmood, 1983: 36)
Kalau ditinjau daripada penglibatan Dr. Burhanuddin sebelum menjadi Yang Dipertua Agong Pas , ternyata beliau mewakili elemen Islam dalam pertubuhan yang diwakilinya. Atas dasar inilah pimpinan beliau yang dipinggirkan dalam PKMM dengan diberi jawatan penasihat sahaja. (Funstorn, 108-109, Wan Abd. Rahman, 1991:4) Komitmen beliau terhadap Islam telah membolehkan beliau berfungsi sebagai pemimpin utama kepada pertubuhan pelbagai kaum dan bangsa dalam AMCJA dan ini meletakkan beliau sebagai one of the first Malay leaders to head a multi-racial political alliance. Kalaulah beliau seorang nasionalis yang kental besar kemungkinan beliau tidak sanggup untuk mewakili pertubuhan yang mewakili kepentingan pelbagai bangsa seperti AMCJA (All Malaya Council For Joint Action) (Wan Abd. Rahman, 1991:4). Kesanggupan beliau memimpin AMCJA itu menunjukkan kelincahan beliau dalam menyatakan Islam kepada bangsa lain yang bukan menganut agama Islam.
Sikap beliau yang mengambil berat dalam menyatakan Islam jelas dapat dilihat semasa beliau memegang jawatan tertinggi bagi seorang Melayu iaitu Penasihat Adat Istiadat dan Kebudayan Melayu yang berpejabat di Markaz Pentadbiran Jepun di Taiping. Semasa beliau memegang jawatan beliau menganjur dua kongres Islam. Beliau mengambil berat dan melindungi dan membantu Maahad Ehya’ al-Syarif sebuah puasat pendidikan Islam yang terkemuka dari segi sosial dan politik di Gunung Semanggol (Kamarudin Jaafar, 1980:5).
Pas begitu agresif ketika di bawah pimpinan Dr. Burhanudin al-Helmi (1956-1964). Beliau bekas pimpinan PKMM telah tidak menyertai mana-mana parti ketika dibebaskan dari tahanan pada tahun 1950. Beliau telah menyertai Pas pada bulan Disember 1956. Pada pandangan beliau Pas adalah parti Melayu yang berteraskan Islam dan memperjuangkan kebangsaan Melayu. Sehubungan dengan itu Dr. Burhanuddin menegaskan
hose who naively say that Pas is a party of Pak lebai should look around them, should turn to the middle East. As whether or not PAS is competent in its role in the struggle of national liberation, Middle East provides the example that a state, a nation cherished by every Muslim patriot will not be realised unless the national struggle has brought about genuine independence and sovereignty, unless the supreme task for national liberation has been genuinely fulfilled. (Dr. Burhanuddin al-Helmy, 1956: 5)
Pada awalnya Inggeris mengaggap Pas tidak begitu penting, tetapi dengan penyertaan Dr. Burhanuddin al-Helmi ia membimbangkan British. Ini kerana Burhanuddin adalah orang yang anti British dan bercita-cita pula untuk membentuk sebuah negara Islam. (Penal Pengkaji Sejarah Pusat Penyelidikan Pas, 1999:7)
Mesyuarat Agung kali pertama yang berlangsung pada 3 Januari 1953 bertempat di Dewan Madrasah Daeratul Maarif Al-Wataniah, Kepala Batas telah membincangkan cadangan penubuhan Dewan Ulama’, bersama dengan Dewan Pemuda dan Dewan Muslimat. Dalam mesyuarat tersebut perwakilan Hilir Perak telah mencadangkan ketiga-tiga usul berkenaan penubuhan tiga dewan-dewan dan disahkan sekali gus dan disokong oleh perwakilan Bukit Besar kemudian disokong sebulat suara. Dewan Ulama’ yang mempunyai ahli yang terdiri dari kalangan ulama’ dan mempunyai satu peraturan yang dinamakan dia peraturan Dewan Ulama’ PAS yang menentukan segala tanggungan-tanggungan dewan ini dan segala hak-haknya, dan peraturan-peraturan ini hendaklah disahkan dalam mesyuarat jawatankuasa Kerja Agung PAS(Peringatan Mesyuarat Agung Pas Kali Pertama, 1953: 12)
Dengan tertubuhnya Dewan Ulama’ sebagai sebuah badan penting dalam parti bertujuan menyediakan tempat dan peluang kepada penglibatan besar di kalangan ulama’. Lebih hebat lagi apabila kemenangan di Kerian menyedarkan bahawa pondok merupakan sektor yang penuh berpotensi di sudut politik, dan perhubungan antara Pas dengan ulama’. (Muhammad Abu Bakar, 1985:321-322)
Kesimpulan
Penubuhan Pas adalah hasil kesedaran politik Islam untuk mendaulatkan agama Allah di muka bumi ini. Mereka yang mempelopori pergerakan ini ialah dari kalangan orang agama yang begitu bersemangat menentang penjajah terutama aspirasi yang dibawa balik oleh anak murid Sheikh Muhammad Abduh di Timur Tengah. Mereka bangkit di tengah-tengah masyarakat dengan memberi kesedaran agama.
Peranan ulama’ dalam mencetuskan gerakan kemerdekaan Tanah Melayu. Mereka telah memainkan peranan utama dalam perjuangan dalam mempertahankan kedaulatan negeri-negeri Melayu daripada pencerobohan kuasa penjajah. Pada waktu itu madrasah dan pondok menjadi benteng pertahanan untuk meniupkan kesedaran menentang penjajah melalui pembangunan akidah dan semangat jihad.
1. Walaupun Pas pada peringkat awal adalah merupakan badan setelit kepada Umno untuk mengumpul tenaga-tenaga ulama’ pada waktu itu dan masih tertakluk dengan undang-undang Umno. Tetapi dengan pindaan terhadap undang-undang tubuhnya secara langsung Pas menjadi sebuah pertubuhan politik yang menjadi saingan dengan Umno. Selepas itu beberapa ulama’ Umno yang pada mulanya berkecimpung dengan Pas telah keluar dan kekal dalam badan induk Umno.
Walau bagaimanapun Pas telah diasaskan oleh sekumpulan ulama’ untuk menjadi parti alternatif kepada masyarakat melayu. Nama-nama seperti Tuan Haji Ahmad Fuad bi Hassan, Tuan Guru Guru Haji Hussin Che Dol, Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussin, Tuan Haji Muhammad Ghazali bin Haji Abdullah, Tuan Haji Abdullah Abbas Nasution, Tuan Haji Ahmad Maliki merupakan tokoh ulama’ yang mempelopori kewujudan Pas pada peringkat awal.
Pas telah meneruskan dasar Hizbul Muslimin dan kebanyakan ahlinya telah berjuang di dalam Pas, malahan Pas melanjutkan cita-cita kepada Hizbul Muslimin dari segi asas perjuangannya. Pas telah menjadi ‘main stream’ pada ketika itu yang telah mengambil tempat Hizbul Muslimin dan PKMM yang diharamkan oleh penjajah. Kerana ideologi Pas yang lantang dan berani maka ia mendapat sokongan akar umbi yang terdiri dari kalangan ulama’. Kehadiran Pas dalam masyarakat Melayu pada ketika itu ialah untuk memenuhi ruangan kosong di dalam masyarakat bagi mengembalikan Islam yang telah dijajah dengan harapan Islam dapat dijadikan kuasa penyatuan dan mengangkat martabat bangsa.
Oleh kerana itulah Pas mendapat tempat di dalam instutusi pondok dan sekolah agama rakyat yang sebahagian besar mendokong fikrah perjuangan Pas. Hal ini sangat menarik guru-guru agama kerana Pas dipimpin oleh mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan agama dan cita-cita untuk ,mendirikan hukum Islam.(Ahmad Kamar, 1979/80:78)
Oleh itu Pas mempunyai hubungan yang rapat dengan institusi pendidkan agama dan pondok. Terdapat pondok yang begitu akrab dengan Pas, sebagai contohnya hubungan Madrasah al-Ulum Assyariah Batu 20, Bagan Datoh, Perak. Dicatatkan dalam sejarah madarasah tersebut telah menggunakan markaz Pas cawangan Batu 20 untuk digunakan kelas pengajian bagi menampung kekurangan bangunan kelas di madarasah tersebut pada tahun 1950an.(Sobri Haji Said, 1978: 54)
Malahan sejak awal penubuhan lagi ia dipelopori oleh ulama’. Menurut Ustaz Baharuddin Abdul Latif yang menghadiri majlis penubuhan Pas telah mencatatkan sebuah manifesto al-Badawi yang disediakan oleh Haji Ahmad Badawi yang tajuk lengkapnya “Manifesto al-Badawi Ulama’ Kejalan Allah” ia menggambarkan azam dan tekad ulama’ untuk berjuang menegakkan Islam dan ajarannya.(Baharuddin Abdul Latif, 1994:xx)
Walaupun Pas ditubuhkan di pantai barat tetapi ia berkembang biak di pantai timur, kerana di sana terdapatnya pondok dan sekolah agama. Perjuangan ini serasi dengan pengajaran dan pembelajaran mereka yang syumul dengan menerangkan Islam merangkumi persoalan hidup dan bernegara. Sebab itu Amaluddin Darus yang mempelopori Pas di Kelantan telah berusaha mendekati tok-tok guru. pondok untuk memimpin Pas.(Amaluddin Darus, 1977:34)
[1] Konggres pertama PKMM pada 30hb. Nov hingga 3hb. Dis 1945 di Ipoh telah menetapkan supaya PKMM menuntut Malaya berkerajaan sendiri berdasarkan demokrasi, Bahasa Melayu hendaklah dijadikan bahasa rasmi dan mengadakan satu rupa bangsa (kerakyatan yang tunggal) di Tanah Melayu. Kedua menuntut kemerdekaan penuh yang berdasarkan demokrasi. Ketiga, Malaya pada akhirnya hendaklah bergabung dengan Indonesia. (Ahmad Azam, : 26-27)
[2] Pengharaman ini berkait rapat dengan tidak senangnya pihak berkuasa untuk melihat kepimpinan Islam akan bertapak di Tanah Melayu dan akan menggugat kepimpinan nasionalis pada waktu itu. (Muhammad Abu Bakar, 1994: 98)
[3] Walaupun ia lahir dari runtuhan Hizbul Muslimin tetapi dari segi faktanya memang Pas lahir dari rumah Umno. Ada di kalangan pemimpin Umo yang berjiwa Islam merasakan suatu kekosongan dalam bidang dan ruang gerakan politik jika Islam tidak disertakan sama. Mereka mahukan sebuah badan yang berdiri sendiri. (Mohd. Asri, 1993:37). Ada juga pandangan yang mengatakan bahawa kelahiran Pas tiada ada kaitan dengan Umno tetapi lahir dari kesedaran ulama’ dalam Umno (Nasharudin Mat Isa, 2001:9). Penulis lebih menerima pandangan yang mengatakan Pas lahir daripada Umno secara formal, kerana waktu itu berlaku kekosongan wadah Islam apabila penjajah mengharamkan Hizbul Muslimin. Kebetulan Dato’ Onn Jaafar merupakan kawan baik kepada ustaz Haji Ahmad Fuad telah mengamanahkan kepada beliau untuk mengemudikan bahagian agama pada peringkat awal. Manakala Ustaz Fuad merupakan bekas penuntut Ehya’ al-Syarif maka sudah tentu fikrah perjuangan Hizbul Muslimin masih membara dalam jiwanya dan fikrah inilah yang cuba diserapkan dalam Pas.
[4]Perlantikan Tuan Haji Ahmad Badwi Abdullah untuk menubuhkan Dewan Pemuda Islam sebagai jawatankuasa kecil (Lujnah/biro) dalam Jawatankuasa Agung Pas menunjukkan ulama’ diberi kepercayaan untuk menerajui Dewan Pemuda Pas (Minit Mesyuarat Jatankuasa Agung Pas, 3 April 1952:1). . Mesyuarat tersebut juga bersetuju untuk melantik Ustaz Ahmad Badwi seorang ulama’ terkenal di Utara Tanah Melayu yang juga seorang ahli Jawatankuasa Agung Pas sebagi Ketua Dewan Pemuda Islam yang akan menjalankan kerja-kerja kepemudaan (Mohd. Fadli Ghani 2003:2)
[5] Pengaruh agama yang ada pada Dr. Haji Abbas Alias yang menjadi Yang Dipertua Pas kedua (1953-1956) kerana bapanya seorang Qadhi di daerah Sitiawan Perak. Bapanya rakan sekelas dengan Haji Ahmad Fuad. (Mohd. Fadli Ghani2003c:1)
[6] Isu Islam sangat berkesan dan menjadi focus dalam setiap pilihanraya dan menjadi hujah antara PAS dengan UMNO untuk menarik undi di kawasan Melayu. Lihat, K.J. Ratnam, Religion And Politics In Malaya, dlm. ,Reading On Islam Southeast Asia, pnyt. Ahmad Ibrahim, Sharom Siddique, Yasmin Hussain, Institute Of Southeast Asian Studies, Singapura, 1985, hlm. 145. Lihat, Fred R. Von Der Mehden, Malaysia Islam And Multiethnic Polities, dlm. Islam In Asia, Religion, Politics And Sosiety. Pnyt., John. L Esposito, Oxford University Press, N. York, 1982, hlm 184
[7] Dewan Masyarakat meletakkan dengan 3P (Pondok, Padi, Pas) kerana kawasan yang ada 3P ini adalah kawasan Melayu majoritinya. Lihat Mahathir Mohd. Khir, Politik Melayu, Satu Lawan Satu,_ Dewan Masyarakat. Jan, 1992 hlm. 26.
[8] Lulusan syariah dan undang-undang Islam dari Universitas Muhammadiyyah Padang. (Mohd Fadli Ghani, 2001: 12)
[9] Pada waktu itu sekolah agama dan pondok menjadi tempat Pas menjalankan operasinya. Ini dapat dilihat Kongres Pemuda Islam telah diadakan pada 25hb. Ogos 1953 di Bangunan Madrasah al-Ulum As-Syariyyah, Batu 20 Bagan Datoh, Perak. (Mohd. Fadli Ghani, 2003: 38)
[10] Pada waktu itu kebanyakan dari kalangan Tuan Guru yang terlibat dalam perjuangan dalam memantapkan iman dan akidah. Perjuangan secara organisasi pada masa itu masih belum wujud dalam erti kata yang sebenarnya. Walaupun pada ketika itu telah ada beberapa pertubuhan yang mulai bergerak mengikut aliran Islam, namun gerakannya masih disekitar daerah tertentu. (Mohd. Asri Haji Muda, 1993:32)
[11] T.R. Smith (Supervisorof elections), 1955:69 Report of The First Election of the legislative Council the federation of Malaya, Government Press, Kuala Lumpur, 1955, hlm. 69
[12] Penglibatan pondok dalam proses politik boleh dilihat sekurang-kurangnya dalam dua peringkat pertama ia memain peranan yang pasif iaitu sekadar menjadi kawasan politik yang di datangi oleh wakil-wakil politik untuk mencari pengaruh di dalam kawasan pondok. Kedua pondok sebagai pusat kegiatan parti politik dan menjadi taman melahirkan tokoh-tokoh politik dan menjadi rujukan kepada parti politik dalam soal agama. ( Mohamad Abu Bakar, 1985:317)
[13] Menurut Dato Mohd. Asri Hj Muda mesyuarat tidak rasmi Angkatan Muda dalam Pas telah menghantar wakil yang terdiri daripada Ustaz Abdul Wahab Noor, Ustaz Baharuddin Latif berjumpa dengan Dr. Burhanuddin al-Helmy. (Dato’ Mohd Asri Haji Muda 1993). Dr. Burhanuddin yang memang dibesarkan dalam suasana pendidikan agama di Sg. Jambu Sumatera selama dua tahun kemudian di Sekolah Pondok di Pulau Pisang Jitra Kedah kemudian beliau masuk belajar di Madrasah al-Mashor al-Islamiah Pulau Pinang dan dapat menguasai bahasa Arab dengan baik. (Kamaruddin Jaafar 2001:9)
[14] Ustaz Jamaluddin Amini adalah orang yang betanggungjawab membawa Prof. Zulkifli Mohammad ke dalam Pas pada 1955 (Mohd Asri Muda, 1993:45)
[15] Dato’ Asri menyertai Pas apabila dipelawa oleh Ustaz Othman Abdullah, walaupun pada peringkat awal ia enggan kerana menganggap Pas bukan sebuah parti yang serius untuk menegakkan Islam sebaliknya ia hanya menjadi parti tunggangan orang lain. Tetapi apabila ustaz Othman Abdullah memberi keyakinan bahawa ini yang wajib kita bersama dengan Pas dan membawa kearah yang diredai oleh Allah SWT. (Mohd. Asri Haji Muda, 1993:38). Mohd. Asri juga orang yang mendapat pendidikan agama di Madrasah Muhamadiah di Kota Bharu (Wan Hashim Wan Teh, 1993: 18)
[16] Dr. Burhanuddin yang lincah dalam politik sehinggakan ia boleh berbaik dengan Jepun dan menjanjikan kemerdekaan Tanah Melayu pada 17 Ogos 1947 bersama dengan Indonesia. Tetapi Jepun telah menyerah kalah pada 14 Ogos 1947, walau bagaimanapun Sukarno terus mengistiharkan kemerdekaan Indonesia. Dr. Burhanudin tidak boleh berbuat demikian di Tanah Melayu kerana kumpulan yang menentang Jepun menguasai keadaan. Jika kemerdekaan yang dijanjikan oleh Jepun dapat dilaksnakan maka Dr. Burhanuddin bakal Perdana Menteri pada waktu itu.(John Funston, 1980: 120)
- Penulis adalah Ahli Jawatan Kuasa PAS Pusat sessi 2007-2009.
Bicara Agama
Oleh : Ustaz Haji Idris bin Ahmad
Gerakan kesedaran Islam di Tanah Melayu bermula dengan pulangnya pelajar-pelajar Melayu yang pernah mendapat didikan di Timur Tengah khususnya di Mesir . Pengaruh ini menjalar masuk ke alam Melayu apabila Syed Sheik bin Ahmad al-Hadi dan Sheikh Muhammad Tahir Jalaludin al-Azhari yang pulang daripada Mesir. Mereka banyak menerima idea-idea pembaharuan daripada Sheikh Muhammad Abduh seorang pemimpin kebangkitan Islam yang terkenal di Mesir. Apabila Syed Sheik al-Hadi pulang dari Kahirah pada tahun 1904, beliau telah menerbitkan majalah al-Imam di Singapura pada tahun 1906-1908 bersama rakannya Syed Sheik bin Ahmad Al-Hadi, Haji Abbas bin Muhammad Toha dan lain-lain lagi
Al-Imam berjaya mencetuskan perubahan minda para pembaca di Tanah Melayu zaman tersebut. Kemudian mereka menerbitkan akhbar-akhbar seperti Neraca (1911-1915), Tunas Melayu 1913, Ikhwan 1926 dan Saudara 1928. Akhbar ini menanamkan semangat anti penjajah melalui sindiran, kritikan dan teguran bangsa Melayu di bumi sendiri. Keluaran pertamanya pada 23hb. Julai, 1906. Idea-idea Islam yang syumul dan lengkap ditulis dalam penerbitan mereka.(Abdul Rahman Abdullah, 1987: 154-155, William, R. Roff, 89-90, Dr. Haji Abdullah Ishak, 1990, 201-202, Haji Mohd. Fakharddin Dato’ Haji Ahmad Gahzali, 2003: 3)
Majalah ini telah meniupkan kesedaran kepada golongan agama untuk bangkit menentang penjajah. Golongan ini telah menggerakkan mereka yang berpendidikan agama kearah pembentukan organisasi politik . Mereka menyeru masyarakat supaya kembali kepada ajaran Islam untuk meninggikan ekonomi dan politik orang Melayu. (Wan Hashim Wan Teh, 1988:37-38, William, R. Roff, 1980: 58)
Sekitar tahun 1931 perkembangan politik tanah air terbahagi kepada dua kumpulan. Kumpuln pertama ialah puak kanan yang terdiri daripada mereka yang berpelajaran Inggeris dengan slogan Malaya untuk orang Malaya_. Golongan kedua ialah puak kiri yang berjuang untuk kemerdekaan orang Melayu dengan konsep penyatuan Melayu Raya_ dipelopori oleh Ibrahim Yakob dan Ishak Haji Mohammad.( Shahrom Husain, 1985 :67-68). Kemudian Ishak Haji Muhammad dan Ibrahim Yaakob telah menubuhkan Kesatuan Melayu Malaya (KMM) untuk kemerdekaan Malaya dan Indonesia, kemudian KMM telah diharamkan oleh Jepun walaupun pada peringkat awal Jepun memberi kerjasama. Sebagai gantinya Jepun telah menubuhkan Pembebasan Tanah Melayu (PETA). Apabila Jepun menyerah kalah maka hasrat untuk merdeka tidak tercapai. (Shafie Ibrahim, 1981:3)
Hasil daripada gerakan ini maka melahirkan Hizbul Muslimin yang berpusat di Gunung Semanggul. Ia adalah parti politik pertama yang berlandaskan Islam dan mempunyai matlamat yang jelas yang dipelopori oleh golongan agama di Gunung Semanggul.
Hasil daripada gerakan ini maka melahirkan Hizbul Muslimin yang berpusat di Gunung Semanggul. Ia adalah parti politik pertama yang berlandaskan Islam dan mempunyai matlamat yang jelas yang dipelopori oleh golongan agama di Gunung Semanggul.
Apabila KMM (Kesatuan Melayu Muda) ditubuhkan di cawangan Gunung Semanggul menjelang tahun 1940an. Pelajar-pelajar Ma’had Ehya telah menyertai KMM. Penyertaan penuntut–penuntut Ehya’ Syarif dalam Gerakan Kesatuan Melayu Muda bukan setakat menjadi ahli, tetapi beberapa orang daripada mereka telah menjadi pemimpin KMM cawangan Gunung Semanggul dan seluruh Perak Utara. (Nabir Abdullah, 1976:76)
Penyertaan secara aktif di dalam politik dan persatuan di kalangan para pelajar Ehya’ pada waktu itu adalah hasil pembawaan guru-guru yang mengajar mereka. Di kalangan guru-guru inilah yang membentuk ideologi pelajar kerana mereka telah menghuraikan fahaman perseorangan (personal ideology) seperti pendapat, sikap, nilai dan bentuk pemikiran kepada para pelajar. (James C, Scott, 1968:31)
Inilah juga yang dilakukan oleh ustaz Abu Bakar al-Abaqir yang menggalakkan anak muridnya terlibat dengan kegiatan memajukan agama dan bangsa.
PKMM[1] telah ditubuhkan pada 17hb. Oktober 1945 di Ipoh ia dipimpin oleh Mukhtarudin , Burhanuddin al-Helmi dan Islak Haji Muhammad dan sayapnya ialah Angkatan Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita Insaf (AWAS) dan Barisan Petani Malaya (BATAS). (Shafie Ibrahim, 1981:3)
Golongan agama telah menjadikan PKMM sebagai wadah perjuangan pada waktu itu kerana belum ada lagi wadah yang mereka hendak pejuang untuk menentang penjajah dan dapat mencapai kemerdekan. Menurut Khaidir Khatib para ulama’ dari peringkat awal lagi mereka tidak sudi kalau kegiatan mereka dikongkong dan mereka menjadi boneka sahaja. (Faridah Ali, 1974/75: 15)
Atas galakan PKMM melalui Dr. Buranuddin al-Helmi maka Hizbul muslimn ditubuhkan pada 14hb. Mac 1948. Hizbul Muslimin merupakan satu landasan baru dalam kehidupan masyarakat Melayu, bahawa Islam boleh berperanan dan menjadi ejen perubahan masyarakat (Firdaus Haji Abdullah, 1980:6). Selepas perang dunia kedua ideologi Islam sebagai asas mula bertapak di sekolah-sekolah agama seperti di Mahad Ehya’ al-Syarif yang terkenal sebagai pusat pejuang-pejuang yang beroreintasikan agama. (Firdaus Haji Abdullah, 1980: 6). Kesannya Ma’had telah berjaya melahirkan tokoh-tokoh pejuang seperti Osman Hamzah, Yunus Yatimi, Asri Haji Muda. Sekolah ini telah mengajar tentang pelajaran yang boleh menimbulkan kesedaran bahawa bangsa Melayu mundur kerana meninggalkan Islam. (Firdaus Haji Abdullah, 1980:6)
Apabila Hizbul Muslimin diharamkan oleh penjajah Inggeris[2] maka ramai di kalangan tenaga penggeraknya telah menyertai Pas yang pada ketika itu lebih mirip kepada nasionalis daripada Islam. Empat anggota Hizbul Muslimin telah menyertai Pas adalah Ustaz Osman Abdullah, Ustaz Baharudin Abdul Latif, Ustaz Khadir Khatib, Haji Yunus Yatimi dan Dato’ Mohd. Asri Haji Muda. (Wan Hashim Wan Teh, 51, Firdaus Abdullah, 1980: 46, John Funston, : 91, William R. Roff: 156)
Walau bagaimanapun Pas bermula sebagai pergerakan elit agama di Pantai Barat Semenanjung. Namun ia tersebar pesat di negeri Pantai Timur seperti Kelantan dan Terengganu kerana majoriti penduduknya orang Melayu. Di kedua-dua negeri tersebut Pas mendapat sokongan daripada para haji, ahli Umno yang telah keluar parti, penyokong PKMM yang masih ada serta mereka yang terpelajar daripada pendidikan Melayu dan Arab. (R.S. Milne & K. Diane Mauzy, : 185) Penglibatan di kalangan mereka yang berpendidikan agama kerana dilihat dari dasar dan komitmen Pas yang memaktubkan beriktiar melaksanakan hukum-hukum Islam. Perletakan dasar perjuangan Islam ini adalah satu perkara yang penting untuk ulama’ melibatkana diri dalam Pas dan merealisasikan Islam sebagai al-Din.
Pas yang merupakan lanjutan daripada perjuangan Hizbul Muslimn yang diharamkan oleh Inggeris, ahlinya terdiri daripada mereka yang berpendidikan agama.
Begitu juga yang dicatat oleh Nabil Abdullah, orang yang mencadangkan nama Persatuan Islam SeMalaya (PAS) dari Persatuan Ulama, adalah dari kalangan orang yang terlibat dengan Hizbul Muslimin iaitu Osman Hamzah. Malahan bentuk dan tujuan perjuangan parti itu juga ditentukan sedikit sebanyak oleh mereka yang biasa berjuang dalam Hizbul Muslimin. Oleh kerana itulah kita katakan bahawa Pas adalah lahir dari runtuhan Hizbul Muslimin[3] yang banyak berdamping dan menerima sokongan anggota PKMM dan sekutunya.(Nabil Abdullah, 1976: 210)
Kalau dilihat daripada permulaan saat penubuhan Pas sehingga kemerdekaan mendapat sokongan yang kuat dari kalangan orang agama. Memang Pas ditubuhkan oleh mereka yang menghendaki Islam dapat ditegakkan dinegara ini. (Ahmad Kamar, 1979:30). Beberapa persidangan yang di adakan pada peringkat awal telah melibatkan tokoh-tokoh yang berlatar belakang agama seperti Haji Ahmad Fuad Hassan, Haji Mohammed Ghazali Abdullah, Haji Hussain Che’ Dol. Mereka merupakan tokoh pejuang dan ulama’ yang memperjuangkan Pas pada peringkat awal.[4]
1. Penglibatan yang aktif di kalangan mereka yang terlibat dengan Hizbul Muslimin yang berpengkalan di Ma’had Ehya’ al-Syarif adalah bukti penglibatan golongan agama di dalam Pas. Tempat-tempat seperti ini yang menjadi pengkalan yang menyebarkan Islam dan ideolagi yang diperjuangkan oleh Pas kebetulan selari dengan apa yang diajar oleh Tok Guru pondok walaupun pondok ini bukan tajaan Pas. Dengan ini memudahkan Pas mengembangkan pengaruhnya di kawasan pondok. Misalnya tiga orang pelajar Ma’had Ehya’ Sayarif, Baharudin Abdul Latif, Othman Hamzah dan Yunus Yatimi yang telah menghadiri ke mesyuarat perasmian PKMM di Ipoh pada 10 November hingga 3 Dis 1945. Mereka ini kemudian bergerak dalam Angkatan Pemuda Insaf (API) dan seterusnya dalam PAS. (Firdaus Abdullah, 1985: 33)
Lahirnya persidangan di kalangan tokoh agama dalam Umno pada waktu itu adalah hasrat murni mereka untuk melihat Islam dapat ditegakkan dengan baik dengan adanya persidangan ulama’ Malaya di Muar pada 21 Feb 1950 manakala 15 Ogos 1951 di Kuala Lumpur dan kemudiannya di Seberang Perai adalah menefestasi keinginan ulama’ pada waktu itu untuk berorganisasi. Hasrat ini dapat dilihat daripada yang disebut oleh Haji Ahmad Fuad yang merasakan perlu ulama’ bersatu dan meyesal kerana ulama’ tidak bersatu. (Shafie Ibrahim. 1981: 14). Ini dapat dilihat daripada ruh penubuhan Pas di kalangan ulama’ dalam Umno merasakan perlu satu pertubuhan yang mengumpulkan semua ulama’ dalam satu kesatuan untuk menjadi satu barisan yang kukuh dalam menentang kemunkaran yang dilakukan oleh Umno seperti mengajurkan loteri, mengadakan fun fair yang dianggap oleh oleh ulama’ mengotorkan kesucian Islam.(Nakhaei 1987 : 45)
Penubuhan Pas pada peringkat awal adalah menjadi wadah kepada ulama’ untuk berorganisasi dan dapat membentuk satu jamaah yang mampu untuk melawan kemungkaran pada ketika itu. Pada waktu itu sudah ada keinginan ulama’ untuk mewujudkan sebuah parti politik Melayu Islam baru yang menggabungkan ulama’ dalam satu wadah.. Mereka hendak menjadikan Pas sebagai sebuah badan yang bebas jika boleh menyamai dengan Parti Masyumi di Indonesia. (Safie Ibrahim, 1981:4)
Sejak daripada persidangan kedua lagi sudah ada idea untuk Pas berdiri dengan sendiri yang bebas dan tidak bergantung kepada orang lain. Supaya ulama’ dapat berbicara dengan bebas dan tidak terikat dengan badan induk yang ada. Ini adalah kerana ulama’ sedar mereka perlu ada organisasi untuk bergerak sebagai nadi kepada ummah. Walaupun hajat ini tidak kesampaian untuk dilaksanakan seperti dalam artikel 22 bab 1 draf perlembagaan Pas yang menyebut bahawa sesiapa yang memegang ahli jawatankuasa eksekutif Pas tidak boleh dalam masa yang sama memegang jawatan dalam mana-mana parti politik lain. Oleh kerana artikel ini akan -menjejaskan mereka yang masih sayang pada Umno maka ada cadangan supaya artikel ini dimansukhkan.(Nasarudin Mat Isa, 2001:16)
Sambutan ini juga berkait rapat dengan tokoh kepimpinan pada waktu itu seperti Haji Ahmad Fuad yang memang terdedah dengan gerakan agama dan bakat kepimpinan. Beliau merupakan seorang yang bijak dan pintar. Bakat kepimpinan dan pendedahan kepada gerakannya sejak daripada kecil. Namanya sebenar Dahmat bin Hasan bin Bilal Mat Salleh. Digelar Dahmat al-Bariak setelah tamat pengajian di peringkat Qismul ‘Ali (1937) di Ma’had al-Ehya’ as Syarif kerana kecemerlangan akademiknya. Kemudian namanya ditukar kepada Ahmad Fuad oleh Sheik Hassan Yamani ketika belajar di Mekah. Beliau mula terdedah dengan gerakan politik Kaum Muda ketika berada di Ma’had al Ehya’ asSyarif Gunung Semanggul (1934-1937) dan Gerakan Islah ketika berada di Mekah (1937-1939).. terlibat dalam penentangan terhadap British di Palestin ketika berada di Mekah. (Nabil Abdullah, 1976: 61,Mohd. Fadli Ghani 2003c:1) (Othman Hamzah, 1987:50). Pengalaman yang ada pada Tuan Haji Ahmad Fuad seorang ulama’ dan seorang yang tekun dan berkarismatik adalah penyumbang utama kearah kelahiran Pas pada peringkat awal. Kepimpinan beliau (15 ogos 1951-Sep 1953) dianggap sebagai printis membawa golongan agama dalam organisasi untuk meningkatkan kedaulatan Islam. Kebetulan beliau merupakan Pengerusi Badan Agama Umno, maka mempercepatkan penubuhan Pas.. (Muhaimin Sulam, 2003: 70)
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan agama satu kelebihan untuk membawa Islam sebagai visi perjuangan politik. Di samping itu beliau memahami bahawa bangsa Melayu perlukan negara yang berdaulat. Kebetulan pada ketika itu Umno merupakan satu wadah politik kepada orang Melayu kerana parti yang berhaluan kiri telah diharamkan oleh penjajah. Beliau merasakan tidak selesa dengan beberapa pendirian Umno. Maka beliau telah memikirkan hanya melalui satu persatuan yang menyuarakan aspirasi Islam yang boleh menjadi pengimbang kepada Umno. Semasa penubuhan Pas di peringkat awal, beliau menggunakan mekanisme yang wujud dalam Umno untuk memudahkan kerja penubahannya. Ini termasuk menghubungi para sultan , mufti, alim ulama’ dari seluruh Negara.(Muhaimin Sulam 2003:72-73)
Dasar Pas yang meletakkan Islam merupakan asset yang paling penting memperkembangkan pengaruh Pas. Ini dapat dilihat daripada sambutan yang diberikan oleh masyarakat Melayu yang beragama Islam.[5] Kerana dasar Islam yang diperjuangkan oleh Pas telah menarik minat orang Melayu yang sinonim dengan Islam terutama di kalangan ulama’. (K.J. Ratnam 1985: 145, Fred R. Von Der Mehden 1982: 184, Judith Nagata 1987: 121), Islamic Revival And the Problem Of Legitimacy among Rural Religious Elites in Malaysia, edit Bruce Gale, Pelanduk Publications dlm Readings In Malaysian Politics, 1987 113-133)). Sebab itu setiap kali pilihanraya isu Islam[6] telah dieksploitasikan untuk kejayaan dalam pilihanraya bagi mencari sokongan. Isu agama adalah yang paling berkesan pada orang Melayu. Segala bantuan dan pembinaan yang melambangkan syiar Islam akan ditonjol kehadapan untuk membuktikan kepada orang Melayu bahawa merekalah calon yang patut dipilih.
Pas yang telah menjadikan al-Quran dan Hadis sebagai panduan politiknya dengan mudah dapat meresapkan pengaruhnya di kalangan penduduk luar bandar terutama di negeri yang majoritinya terdiri dari kalangan orang Melayu seperti Kelantan dan Terengganu dan Kedah.[7] Di sebabkan Islam dan Melayu menjadi intisari peribadi bangsa Melayu dalam erti kata konsep Melayu itulah Islam dan Islam itulah Melayu sudah diterima umum dan konsep ini menjadi modal besar Pas tambahan pemimpinnya pula terdiri dari kalangan orang-orang berpendidikan Islam.(Yahya Ismail, 1978: 99)
Pas juga melebarkan pengaruh di kawasan pengajian agama. Sentimen pegangan agama di kalangan orang Melayu yang begitu kuat dieksploit oleh Pas untuk menarik sokongan di kalangan mereka. Ini dapat dilihat dengan penubuhan sayap parti iaitu Dewan Pemuda dalam Pas diamanahkan kepada ulama’ iaitu Ustaz Haji Ahmad Badwi Abdullah yang kelulusan Makkah. Perkara ini diputuskan dalam mesyuarat Jawatankuasa Agung Pas yang bermesyuarat pada 3 April 1952. untuk beliau menubuhkan Dewan Pemuda Islam sebagai sebuah jawatankuasa kecil (lajnah/biro) dalam Jawatankuasa Agung PAS). (Minit Mesyuarat Jawatankuasa Agung Pas, 3 April 1952:1). . Mesyuarat tersebut juga bersetuju untuk melantik Ustaz Ahmad Badwi yang juga seorang ahli Jawatankuasa Agung Pas sebagai Ketua Dewan Pemuda Islam yang akan menjalankan kerja-kerja kepemudaan (Mohd. Fadli Ghani, 2003:2)
Malahan apabila Kongres yang dikenali sebagai Kongres pemuda Islam yang berlangsung pada 25 Ogos 1953 di Madrasah al-Ulum As Syariyyah Bagan Datoh, Perak yang kemudiannya bersetuju melantik Ustaz Othman Abdullah[8] sebagai Ketua Dewan Pemuda Pas (Mohd. Fadli Ghani, 2001:12). Program yang dibuat di Madrasah al-Ulum dan mendapat kerjasama yang baik adalah satu bukti memang Pas mendapat sokongan dari kalangan ulama’ dan golongan agama, malahan Dewan Penuntut Madrasah al-Ulum banyak memainkan peranan untuk menggerakkan organisasi Dewan Pemuda Pas.(Mohd. Fadli Ghani, 2003:67) Malahan pergerakan Kesatuan Pelajar Agama Islam Se Malaya (KPAS) yang mendapat sokongan dari sekolah-sekolah agama rakyat terutama di Perak, Kedah, Seberang Perai, Selangor dan Kelantan.(Mohd. Fadli Ghani, 2003:68)
Kebanyakan Tuan Guru dan pondok menjadi power base Pas pada peringkat awal hingga kini.[9] Walupun pondok itu tidak berada di bawah kendalian Pas tetapi segala pembawaan tuan gurunya mempengaruhi dalam tindakan.[10] Mahathir Mohd. Khir dalam satu tulisannya telah menyatakan bahawa kaitan erat antara pondok, padi dan Pas. (Mahathir Mohd. Khir, 1992: 26-28). Penglibatan beberapa orang ulama’ dan Tuan Guru pada peringkat awal penubuhan Pas memberi impak yang besar kepada politik melayu. Daerah-daerah yang tebal dengan tradisi persekolahan pondok khasnya di Kedah, Kelantan dan Terengganu telah menjadi sasaran parti itu. Di antaranya Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussein merupakan mudir di Al-Madrasah Al-Khairiah Al-Islamiah di Pokok Sena, Seberang Perai, Tuan Guru Haji Yahya Junid daripada Al-Madrasah Al-Khairiah Al-Hilmiah Padang Lumat Kedah, Tuan Guru Haji Ahmad Kodiang, Tuan Guru Haji Hussein Che’ Dol, Tuan Haji Ahmad Fuad menjadi pengetua Madrasah al-Masriah, Tuan Guru Haji Abdullah Abbas Nasution Tanjung Pauh Jitra, Taun Guru Haji Osman Yunus daripada Pondok Al-Nahdhah Bukit Besar Kedah, Di Kelantan antara tuan guru yang terlibat dalam Pas pada peringkat awal ialah Tuan Guru Haji Daud Pondok Meranti Pasir Mas, Tuan Guru Haji Hussein Rahimi dan Tuan Guru Haji Abdullah Tahir dari Madrasah Al-Ahmadiah Bunut Payung, Tuan Guru Haji Abdul Ghani dari Madrasah Muhammadiah Kubang Bemban Pasir Mas, Tuan Guru Haji Abu Bakar dari pondok Bukit Tiu, Tuan Guru Haji Omar dari pondok Kg Baru Pak Husein, Tuan Guru Haji Hassan dari pondok Lemal, Tuan Guru Haji Mohd. Nor dari pondok Teliar, Tuan Guru Haji Harun juga dari Pondok Lemal dan Tuan Guru Haji Mustafa dari pondok Pasir Tumbuh dan Tuan Guru Haji Hassan dari pondok Ketereh yang sebelumnya seorang penyokong Umno menyertai Pas pada tahun 1958. Dengan penglibatan mereka ini juga telah dijadikan modal kempen pilihanraya di kalangan aktivis Pas, salam dan pesanan Tok Guru menjadi modal untuk memenangi hati pengundi dan rakyat yang selalu percaya bahawa guru-guru mereka adalah orang baik. (Muhammad Abu Bakar, 1985:326-327)
Di Trengganu beberapa tuan guru yang menjadi tumpuan Pas pada waktu itu untuk mengembangkan pengaruh Pas. Antaranya ialah Pondok Haji Abdul Latif di Besut, Pondok Haji Kadir di Padang Midin, pondok Haji Abbas di Tok Jiring, Pondok Haji Shafie Sulong di Durian Guling, Pondok Haji Zainal Abidin Dungun dan Pondok Haji Mat Shafie yang dikelolakan oleh Haji Mat Teresat. Muhammad Abu Bakar, 1997:163) Pada waktu itu Maahad Ehya’ al-Syarif yang merupakan tempat tumpuan ulama’ Hizbul Muslimin. (Burhanuddin Abdul Latif 1994:iii-iv) Kemenangan Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussein menjadi faktor penolak aktivis Pas membawa obor parti dalam masyarakat pondok (Muhammad Abu Bakar, 1985:324). Kemenangan ini juga berkait rapat dengan perjuangan Pas yang sama dengan Hizbul Muslimin yang pernah lahir di Gunung Semanggul dahulu yang mempunyai matlamat yang sama untuk menegakkan Islam apabila Negara merdeka. Suasana masyarakat yang dikelilingi dengan suasana agama maka bukan menjadi asing kepada Pas untuk menang. Kerana mereka memang diasuh supaya kepercayaaan dengan agama dan politik tidak boleh dipisahkan.(Nabil Abdullah: 232) Di dalam pertandingan tersebut calon Pas Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussin mendapat undi sebanyak 8685 berbanding dengan calon Perikatan Mohd Sulaiman Haji Ahmad (haji Sulaiman Palestin) yang mendapat undi sebanyak 8235 manakala seorang lagi yang bertanding ialah Mohd. Jun bin Ngah dari Parti Kebangsaan Perak mendapat undi 3315.[11] (T.R. Smith, 1955: 69) Kemenangan calon Pas juga banyak disumbangkan oleh kepercayaan konsep durhaka dari anak murid pada tuan guru.(Nabil Abdullah, 1976: 229). Kemenangan ini juga kerana peribadi calon banyak menyubangkan tenaga dan masanya kepada pendidikan Islam yang merupakan anak ulama’ Tuan Hussain Kedah yang terkenal dan kebetulan beliau juga berketurunan banjar. (Muhammad Abu Bakar, 1997:163) Pas yang telah berjaya menarik perhatian ulama’ pondok melihat penyertaan mereka dalam politik sebahagian dari kehidupan beragama. (Muhammad Abu Bakar, 1985:326) Hal ini sangat menarik perhatian guru-guru agama kepada Pas. Kerana ia dipimpin oleh mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan agama dan cita-cita untuk mendirikan hukum Islam.(Ahmad Kamar, 1979: 78 )
Menurut Means,
its formative period the PMIP relied heavily upon support of students and teachers in the religious pondok schools, where young Malays are instructed in the religious tenants of Islam (Means, 1970: 226)
Kemenangan Pas beberapa tahun sahaja apabila Pas ditubuhkan adalah merupakan kemenangan pengaruh pondok dan penampungan semangat kemelayuan di kalangan orang-orang Melayu yang begitu bimbang dengan kedudukan mereka akibat dasar pintu terbuka Inggeris dan pertambahan pesat penduduk Tanah Melayu dengan kemasukan China dan India. Semangat kemelayuan dan rasa bimbang ini masih menebal di negeri-negeri Kelantan dan Terengganu. Pengaruh pondok merupakan pengaruh Islam. Pondok-pondok merupakan benteng mempertahankan akidah Islam di tanah Melayu. Apabila tok-tok guru pondok telah memberi sokongan bulat kepada Pas maka rakyat mudah dipengaruhi untuk memberi sokongan kepada Pas. (Nakhaei, 1987: 38-39)
Walaupun Pas ditubuhkan di Pulau Pinang tetapi berkembang di Kelantan, kerana di sana adanya pondok.[12] Pengaruh sisitem pendidikan pondok yang begitu kuat di Kelantan menyebabkan agama merupakan satu sentiment penting kepada rakyat Kelantan. Perkara yang berkaitan dengan agama akan mendapat tempat di hati rakyat sebab itulah apabila Pas yang menyokong konsep Islam telah mendapat sambutan yang menggalakkan dari kalangan rakyat Kelantan. (Mohammad Agus Yusoff, 1994: 1) Pada awalnya ia berkembang di kawasan Melayu yang tepencil dan kurang maju. Namun begitu dengan adanya bantuan daripada pemimpin-pemimpin agama di peringkat kampung, guru-guru Melayu dan guru-guru agama maka parti itu mencapai banyak kejayaan dalam percubaan untuk menjelaskan tujuan politik dari sudut Islam. (Amaluddin Darus, 1977:34), (Ratnam, 1969:193). Disinilah letaknya kekuatan Pas kerana keupayaan pemimpin Pas mengeksploitasi _ Religious sentiments for political objectives_. (Means, 1970: 278), Begitu juga dengan Milne yang berpendapat sebagai sebuah negeri yang mempunyai masyarakat yang rofoundly conservative he driving force behind the parti comes from religion (Milne, 1967: 93)
Jasa besar yang dimainkan oleh tuan guru amat besar, walaupun ada kelemahan dalam penyampaian. Adalah tidak adil mengatakan guru-guru pondok menghalang kemajuan , kerana bagi beliau mereka adalah pejuang dan hulubalang yang telah berjuang sebelum kita berjuang dengan mempertahankan keyakinan umat kepada agama Allah sekalipun dalam bentuk dan cara yang sangat ketinggalan zaman. (Amaluddin Darus, 1977:42).
Penglibatan Dr. Burhanuddin al-Helmy[13] Prof. Zulkifli Muhammad[14], Dato’ Asri Haji Muda[15] dalam Pas juga impak dari pendidikan agama yang diterima sehingga mereka merasakan perlu melibatkan diri dengan Pas.
Penyertaan Dr. Burhanuddin diharap akan memberi kesan yang baik kepada Pas dalam persaingan politik nasional (SP 28/A/19 PAS 1955-1958. surat Hassan Adli kepada Othman Abdullah, 17 Disember 1956). Ustaz Abu Bakar Hamzah dan Ustaz Hassan Adli adalah dua tokoh utama Dewan Pemuda Pas yang memainkan peranan utama untuk menarik Dr. Burhanuddin dan meyakinkan pimpinan Pas tentang kepimpinan Dr. Burhanuddin yang bebas dari pengaruh sosialis dan gerakan kiri (SP 28/A/19 PAS 1955-1958, surat Hassan Adli kepada Othman Abdullah, 17 Disember 1956). Bukan perkara baru minat dan dekatnya Dr. Burhanudin dengan perjuangan Islam, malah penubuhan Hizbul Muslimin di Gunung Semanggul adalah nasihat Dr. Burhanuddin walaupun beliau tidak kedepan tetapi yang menjadi perancang utama ialah beliau. Sewaktu beliau menjawat Pegawai Tinggi Jepun di markaz Taiping sering berulng alik ke Ihya’ dan sering berbincang bagaimana hendak memajukan pendidikan dan kemajuan bangsa.[16] Dr. Burhanuddin melarang tentera Jepun daripada menganggu pelajar dan warga Ihya’ dan menyelamatkan penduduknya daripada terlibat dengan pembinaan keretapi maut di Sg Kwai sempadan Burma -Thai (Nabil Abdullah, 1976:87dan 91) Sebaik sahaja Dr. Burhanuddin menjadi Yang Dipertua Agung Pas. Wakil Ketua Dewan Pemuda Pas Ustaz Burhanudin Latif telah menyampaikan sebuah al-Quran dan Undang-Unang Tubuh Pas kepada beliau sebagai satu simbolik perjuangan Pas yang menjadikan al-Quran sebagai panduan (Amaluddin Darus, 1977:93). Ustaz Jamaluddin Amini adalah orang yang betanggungjawab membawa Prof. Zulkifli Mohammad ke dalam Pas pada 1955 (Mohd Asri Muda, 1993:45)
Dr. Burhanuddin juga seorang ulama’ walaupun beliau dikenali sebagai nasionalisma kiri kerana kelantangan beliau dalam menentang penjajah. Kebolehan beliau dalam bahasa Arab dan menguasai Bahasa Inggeris adalah gambaran kehebatan beliau sebagai seorang ulama’ dan intelektual. Beliau yang pernah menuntut di Sungai Jambu Sumatra selama dua tahun untuk pendidikan agama Islam. Selepas ia kembali dari Sumatra bapanya menghantarnya pula ke sekolah Pondok di Pulau Pisang, Jitra Kedah. Beliau tidak lama tinggal di sana kerana menganggap pembelajaranya terlalu rendah dan kemudian beliau ke Madrasah al-Mashor al-Islamiah Pulau Pinang, dalam masa yang singkat beliau menguasai bahasa Arab. (Kamarudin Jaafar, 1980: 4). Semasa Pas di bawah kepimpinan beliau telah menekankan betapa pentingnya ahli-ahli memperlengkapkan diri dengan ilmu-ilmu Islam dan berkewajipan untuk menyebarkan ilmu tersebut kepada masyarakat dan seterusnya kepada negara sehinggalah kepada pembentukan sebuah Negara Islam. (Halim Mahmood, 1983: 36)
Kalau ditinjau daripada penglibatan Dr. Burhanuddin sebelum menjadi Yang Dipertua Agong Pas , ternyata beliau mewakili elemen Islam dalam pertubuhan yang diwakilinya. Atas dasar inilah pimpinan beliau yang dipinggirkan dalam PKMM dengan diberi jawatan penasihat sahaja. (Funstorn, 108-109, Wan Abd. Rahman, 1991:4) Komitmen beliau terhadap Islam telah membolehkan beliau berfungsi sebagai pemimpin utama kepada pertubuhan pelbagai kaum dan bangsa dalam AMCJA dan ini meletakkan beliau sebagai one of the first Malay leaders to head a multi-racial political alliance. Kalaulah beliau seorang nasionalis yang kental besar kemungkinan beliau tidak sanggup untuk mewakili pertubuhan yang mewakili kepentingan pelbagai bangsa seperti AMCJA (All Malaya Council For Joint Action) (Wan Abd. Rahman, 1991:4). Kesanggupan beliau memimpin AMCJA itu menunjukkan kelincahan beliau dalam menyatakan Islam kepada bangsa lain yang bukan menganut agama Islam.
Sikap beliau yang mengambil berat dalam menyatakan Islam jelas dapat dilihat semasa beliau memegang jawatan tertinggi bagi seorang Melayu iaitu Penasihat Adat Istiadat dan Kebudayan Melayu yang berpejabat di Markaz Pentadbiran Jepun di Taiping. Semasa beliau memegang jawatan beliau menganjur dua kongres Islam. Beliau mengambil berat dan melindungi dan membantu Maahad Ehya’ al-Syarif sebuah puasat pendidikan Islam yang terkemuka dari segi sosial dan politik di Gunung Semanggol (Kamarudin Jaafar, 1980:5).
Pas begitu agresif ketika di bawah pimpinan Dr. Burhanudin al-Helmi (1956-1964). Beliau bekas pimpinan PKMM telah tidak menyertai mana-mana parti ketika dibebaskan dari tahanan pada tahun 1950. Beliau telah menyertai Pas pada bulan Disember 1956. Pada pandangan beliau Pas adalah parti Melayu yang berteraskan Islam dan memperjuangkan kebangsaan Melayu. Sehubungan dengan itu Dr. Burhanuddin menegaskan
hose who naively say that Pas is a party of Pak lebai should look around them, should turn to the middle East. As whether or not PAS is competent in its role in the struggle of national liberation, Middle East provides the example that a state, a nation cherished by every Muslim patriot will not be realised unless the national struggle has brought about genuine independence and sovereignty, unless the supreme task for national liberation has been genuinely fulfilled. (Dr. Burhanuddin al-Helmy, 1956: 5)
Pada awalnya Inggeris mengaggap Pas tidak begitu penting, tetapi dengan penyertaan Dr. Burhanuddin al-Helmi ia membimbangkan British. Ini kerana Burhanuddin adalah orang yang anti British dan bercita-cita pula untuk membentuk sebuah negara Islam. (Penal Pengkaji Sejarah Pusat Penyelidikan Pas, 1999:7)
Mesyuarat Agung kali pertama yang berlangsung pada 3 Januari 1953 bertempat di Dewan Madrasah Daeratul Maarif Al-Wataniah, Kepala Batas telah membincangkan cadangan penubuhan Dewan Ulama’, bersama dengan Dewan Pemuda dan Dewan Muslimat. Dalam mesyuarat tersebut perwakilan Hilir Perak telah mencadangkan ketiga-tiga usul berkenaan penubuhan tiga dewan-dewan dan disahkan sekali gus dan disokong oleh perwakilan Bukit Besar kemudian disokong sebulat suara. Dewan Ulama’ yang mempunyai ahli yang terdiri dari kalangan ulama’ dan mempunyai satu peraturan yang dinamakan dia peraturan Dewan Ulama’ PAS yang menentukan segala tanggungan-tanggungan dewan ini dan segala hak-haknya, dan peraturan-peraturan ini hendaklah disahkan dalam mesyuarat jawatankuasa Kerja Agung PAS(Peringatan Mesyuarat Agung Pas Kali Pertama, 1953: 12)
Dengan tertubuhnya Dewan Ulama’ sebagai sebuah badan penting dalam parti bertujuan menyediakan tempat dan peluang kepada penglibatan besar di kalangan ulama’. Lebih hebat lagi apabila kemenangan di Kerian menyedarkan bahawa pondok merupakan sektor yang penuh berpotensi di sudut politik, dan perhubungan antara Pas dengan ulama’. (Muhammad Abu Bakar, 1985:321-322)
Kesimpulan
Penubuhan Pas adalah hasil kesedaran politik Islam untuk mendaulatkan agama Allah di muka bumi ini. Mereka yang mempelopori pergerakan ini ialah dari kalangan orang agama yang begitu bersemangat menentang penjajah terutama aspirasi yang dibawa balik oleh anak murid Sheikh Muhammad Abduh di Timur Tengah. Mereka bangkit di tengah-tengah masyarakat dengan memberi kesedaran agama.
Peranan ulama’ dalam mencetuskan gerakan kemerdekaan Tanah Melayu. Mereka telah memainkan peranan utama dalam perjuangan dalam mempertahankan kedaulatan negeri-negeri Melayu daripada pencerobohan kuasa penjajah. Pada waktu itu madrasah dan pondok menjadi benteng pertahanan untuk meniupkan kesedaran menentang penjajah melalui pembangunan akidah dan semangat jihad.
1. Walaupun Pas pada peringkat awal adalah merupakan badan setelit kepada Umno untuk mengumpul tenaga-tenaga ulama’ pada waktu itu dan masih tertakluk dengan undang-undang Umno. Tetapi dengan pindaan terhadap undang-undang tubuhnya secara langsung Pas menjadi sebuah pertubuhan politik yang menjadi saingan dengan Umno. Selepas itu beberapa ulama’ Umno yang pada mulanya berkecimpung dengan Pas telah keluar dan kekal dalam badan induk Umno.
Walau bagaimanapun Pas telah diasaskan oleh sekumpulan ulama’ untuk menjadi parti alternatif kepada masyarakat melayu. Nama-nama seperti Tuan Haji Ahmad Fuad bi Hassan, Tuan Guru Guru Haji Hussin Che Dol, Tuan Guru Haji Ahmad Tuan Hussin, Tuan Haji Muhammad Ghazali bin Haji Abdullah, Tuan Haji Abdullah Abbas Nasution, Tuan Haji Ahmad Maliki merupakan tokoh ulama’ yang mempelopori kewujudan Pas pada peringkat awal.
Pas telah meneruskan dasar Hizbul Muslimin dan kebanyakan ahlinya telah berjuang di dalam Pas, malahan Pas melanjutkan cita-cita kepada Hizbul Muslimin dari segi asas perjuangannya. Pas telah menjadi ‘main stream’ pada ketika itu yang telah mengambil tempat Hizbul Muslimin dan PKMM yang diharamkan oleh penjajah. Kerana ideologi Pas yang lantang dan berani maka ia mendapat sokongan akar umbi yang terdiri dari kalangan ulama’. Kehadiran Pas dalam masyarakat Melayu pada ketika itu ialah untuk memenuhi ruangan kosong di dalam masyarakat bagi mengembalikan Islam yang telah dijajah dengan harapan Islam dapat dijadikan kuasa penyatuan dan mengangkat martabat bangsa.
Oleh kerana itulah Pas mendapat tempat di dalam instutusi pondok dan sekolah agama rakyat yang sebahagian besar mendokong fikrah perjuangan Pas. Hal ini sangat menarik guru-guru agama kerana Pas dipimpin oleh mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan agama dan cita-cita untuk ,mendirikan hukum Islam.(Ahmad Kamar, 1979/80:78)
Oleh itu Pas mempunyai hubungan yang rapat dengan institusi pendidkan agama dan pondok. Terdapat pondok yang begitu akrab dengan Pas, sebagai contohnya hubungan Madrasah al-Ulum Assyariah Batu 20, Bagan Datoh, Perak. Dicatatkan dalam sejarah madarasah tersebut telah menggunakan markaz Pas cawangan Batu 20 untuk digunakan kelas pengajian bagi menampung kekurangan bangunan kelas di madarasah tersebut pada tahun 1950an.(Sobri Haji Said, 1978: 54)
Malahan sejak awal penubuhan lagi ia dipelopori oleh ulama’. Menurut Ustaz Baharuddin Abdul Latif yang menghadiri majlis penubuhan Pas telah mencatatkan sebuah manifesto al-Badawi yang disediakan oleh Haji Ahmad Badawi yang tajuk lengkapnya “Manifesto al-Badawi Ulama’ Kejalan Allah” ia menggambarkan azam dan tekad ulama’ untuk berjuang menegakkan Islam dan ajarannya.(Baharuddin Abdul Latif, 1994:xx)
Walaupun Pas ditubuhkan di pantai barat tetapi ia berkembang biak di pantai timur, kerana di sana terdapatnya pondok dan sekolah agama. Perjuangan ini serasi dengan pengajaran dan pembelajaran mereka yang syumul dengan menerangkan Islam merangkumi persoalan hidup dan bernegara. Sebab itu Amaluddin Darus yang mempelopori Pas di Kelantan telah berusaha mendekati tok-tok guru. pondok untuk memimpin Pas.(Amaluddin Darus, 1977:34)
[1] Konggres pertama PKMM pada 30hb. Nov hingga 3hb. Dis 1945 di Ipoh telah menetapkan supaya PKMM menuntut Malaya berkerajaan sendiri berdasarkan demokrasi, Bahasa Melayu hendaklah dijadikan bahasa rasmi dan mengadakan satu rupa bangsa (kerakyatan yang tunggal) di Tanah Melayu. Kedua menuntut kemerdekaan penuh yang berdasarkan demokrasi. Ketiga, Malaya pada akhirnya hendaklah bergabung dengan Indonesia. (Ahmad Azam, : 26-27)
[2] Pengharaman ini berkait rapat dengan tidak senangnya pihak berkuasa untuk melihat kepimpinan Islam akan bertapak di Tanah Melayu dan akan menggugat kepimpinan nasionalis pada waktu itu. (Muhammad Abu Bakar, 1994: 98)
[3] Walaupun ia lahir dari runtuhan Hizbul Muslimin tetapi dari segi faktanya memang Pas lahir dari rumah Umno. Ada di kalangan pemimpin Umo yang berjiwa Islam merasakan suatu kekosongan dalam bidang dan ruang gerakan politik jika Islam tidak disertakan sama. Mereka mahukan sebuah badan yang berdiri sendiri. (Mohd. Asri, 1993:37). Ada juga pandangan yang mengatakan bahawa kelahiran Pas tiada ada kaitan dengan Umno tetapi lahir dari kesedaran ulama’ dalam Umno (Nasharudin Mat Isa, 2001:9). Penulis lebih menerima pandangan yang mengatakan Pas lahir daripada Umno secara formal, kerana waktu itu berlaku kekosongan wadah Islam apabila penjajah mengharamkan Hizbul Muslimin. Kebetulan Dato’ Onn Jaafar merupakan kawan baik kepada ustaz Haji Ahmad Fuad telah mengamanahkan kepada beliau untuk mengemudikan bahagian agama pada peringkat awal. Manakala Ustaz Fuad merupakan bekas penuntut Ehya’ al-Syarif maka sudah tentu fikrah perjuangan Hizbul Muslimin masih membara dalam jiwanya dan fikrah inilah yang cuba diserapkan dalam Pas.
[4]Perlantikan Tuan Haji Ahmad Badwi Abdullah untuk menubuhkan Dewan Pemuda Islam sebagai jawatankuasa kecil (Lujnah/biro) dalam Jawatankuasa Agung Pas menunjukkan ulama’ diberi kepercayaan untuk menerajui Dewan Pemuda Pas (Minit Mesyuarat Jatankuasa Agung Pas, 3 April 1952:1). . Mesyuarat tersebut juga bersetuju untuk melantik Ustaz Ahmad Badwi seorang ulama’ terkenal di Utara Tanah Melayu yang juga seorang ahli Jawatankuasa Agung Pas sebagi Ketua Dewan Pemuda Islam yang akan menjalankan kerja-kerja kepemudaan (Mohd. Fadli Ghani 2003:2)
[5] Pengaruh agama yang ada pada Dr. Haji Abbas Alias yang menjadi Yang Dipertua Pas kedua (1953-1956) kerana bapanya seorang Qadhi di daerah Sitiawan Perak. Bapanya rakan sekelas dengan Haji Ahmad Fuad. (Mohd. Fadli Ghani2003c:1)
[6] Isu Islam sangat berkesan dan menjadi focus dalam setiap pilihanraya dan menjadi hujah antara PAS dengan UMNO untuk menarik undi di kawasan Melayu. Lihat, K.J. Ratnam, Religion And Politics In Malaya, dlm. ,Reading On Islam Southeast Asia, pnyt. Ahmad Ibrahim, Sharom Siddique, Yasmin Hussain, Institute Of Southeast Asian Studies, Singapura, 1985, hlm. 145. Lihat, Fred R. Von Der Mehden, Malaysia Islam And Multiethnic Polities, dlm. Islam In Asia, Religion, Politics And Sosiety. Pnyt., John. L Esposito, Oxford University Press, N. York, 1982, hlm 184
[7] Dewan Masyarakat meletakkan dengan 3P (Pondok, Padi, Pas) kerana kawasan yang ada 3P ini adalah kawasan Melayu majoritinya. Lihat Mahathir Mohd. Khir, Politik Melayu, Satu Lawan Satu,_ Dewan Masyarakat. Jan, 1992 hlm. 26.
[8] Lulusan syariah dan undang-undang Islam dari Universitas Muhammadiyyah Padang. (Mohd Fadli Ghani, 2001: 12)
[9] Pada waktu itu sekolah agama dan pondok menjadi tempat Pas menjalankan operasinya. Ini dapat dilihat Kongres Pemuda Islam telah diadakan pada 25hb. Ogos 1953 di Bangunan Madrasah al-Ulum As-Syariyyah, Batu 20 Bagan Datoh, Perak. (Mohd. Fadli Ghani, 2003: 38)
[10] Pada waktu itu kebanyakan dari kalangan Tuan Guru yang terlibat dalam perjuangan dalam memantapkan iman dan akidah. Perjuangan secara organisasi pada masa itu masih belum wujud dalam erti kata yang sebenarnya. Walaupun pada ketika itu telah ada beberapa pertubuhan yang mulai bergerak mengikut aliran Islam, namun gerakannya masih disekitar daerah tertentu. (Mohd. Asri Haji Muda, 1993:32)
[11] T.R. Smith (Supervisorof elections), 1955:69 Report of The First Election of the legislative Council the federation of Malaya, Government Press, Kuala Lumpur, 1955, hlm. 69
[12] Penglibatan pondok dalam proses politik boleh dilihat sekurang-kurangnya dalam dua peringkat pertama ia memain peranan yang pasif iaitu sekadar menjadi kawasan politik yang di datangi oleh wakil-wakil politik untuk mencari pengaruh di dalam kawasan pondok. Kedua pondok sebagai pusat kegiatan parti politik dan menjadi taman melahirkan tokoh-tokoh politik dan menjadi rujukan kepada parti politik dalam soal agama. ( Mohamad Abu Bakar, 1985:317)
[13] Menurut Dato Mohd. Asri Hj Muda mesyuarat tidak rasmi Angkatan Muda dalam Pas telah menghantar wakil yang terdiri daripada Ustaz Abdul Wahab Noor, Ustaz Baharuddin Latif berjumpa dengan Dr. Burhanuddin al-Helmy. (Dato’ Mohd Asri Haji Muda 1993). Dr. Burhanuddin yang memang dibesarkan dalam suasana pendidikan agama di Sg. Jambu Sumatera selama dua tahun kemudian di Sekolah Pondok di Pulau Pisang Jitra Kedah kemudian beliau masuk belajar di Madrasah al-Mashor al-Islamiah Pulau Pinang dan dapat menguasai bahasa Arab dengan baik. (Kamaruddin Jaafar 2001:9)
[14] Ustaz Jamaluddin Amini adalah orang yang betanggungjawab membawa Prof. Zulkifli Mohammad ke dalam Pas pada 1955 (Mohd Asri Muda, 1993:45)
[15] Dato’ Asri menyertai Pas apabila dipelawa oleh Ustaz Othman Abdullah, walaupun pada peringkat awal ia enggan kerana menganggap Pas bukan sebuah parti yang serius untuk menegakkan Islam sebaliknya ia hanya menjadi parti tunggangan orang lain. Tetapi apabila ustaz Othman Abdullah memberi keyakinan bahawa ini yang wajib kita bersama dengan Pas dan membawa kearah yang diredai oleh Allah SWT. (Mohd. Asri Haji Muda, 1993:38). Mohd. Asri juga orang yang mendapat pendidikan agama di Madrasah Muhamadiah di Kota Bharu (Wan Hashim Wan Teh, 1993: 18)
[16] Dr. Burhanuddin yang lincah dalam politik sehinggakan ia boleh berbaik dengan Jepun dan menjanjikan kemerdekaan Tanah Melayu pada 17 Ogos 1947 bersama dengan Indonesia. Tetapi Jepun telah menyerah kalah pada 14 Ogos 1947, walau bagaimanapun Sukarno terus mengistiharkan kemerdekaan Indonesia. Dr. Burhanudin tidak boleh berbuat demikian di Tanah Melayu kerana kumpulan yang menentang Jepun menguasai keadaan. Jika kemerdekaan yang dijanjikan oleh Jepun dapat dilaksnakan maka Dr. Burhanuddin bakal Perdana Menteri pada waktu itu.(John Funston, 1980: 120)
- Penulis adalah Ahli Jawatan Kuasa PAS Pusat sessi 2007-2009.
Sunday, April 12, 2009
From Big Bird to Better Brains
Lloyd Morrisett knows a thing or two about tapping technology to stimulate the brain. In the 1960s, Morrisett helped create Sesame Street to harness the power of television to teach young children.
By Ed Frauenheim
Recommend 0
loyd Morrisett knows a thing or two about tapping technology to stimulate the brain.
In the 1960s, Morrisett helped create Sesame Street to harness the power of television to teach young children.
Now 78, Morrisett has latched on to another project that he says marries technology and mind improvement—one that has changed his own brain for the better.
Morrisett is an advisor to Posit Science, a San Francisco-based software company with a program designed to turn back the clock on aging brains. Posit Science is one of a number of vendors pitching brain fitness software and hopes to sell its product to companies as a workforce training tool.
Morrisett retired from full-time paid work in 1998, but remains busy. He serves on the boards of Sesame Street producer Sesame Workshop, opinion research group Public Agenda and Internet services firm Tucows. Morrisett also practices piano and singing.
He learned about Posit Science several years ago from an acquaintance and met with company co-founder Michael Merzenich, a neuroscientist at the University of California, San Francisco. Morrisett eventually went through a test version of the company’s brain fitness program, which took him 40 hours over eight weeks.
"It seemed to me that did have an effect," Morrisett says, adding that "the improvement seems to be a long-term improvement."
In particular, Morrisett says his hearing in noisy settings seemed better. So did his memory. He found it easier to recall names and access current information.
Another benefit, he says, came in the realm of his music. Years ago, Morrisett could not match a tone played on the piano with his voice. Now he can, and he believes Posit Science helped. In one of the program’s activities, users are asked to listen to two tones played in rapid succession and then decide whether the second was higher or lower than the first.
Doubts have been raised about whether computer brain training programs are engaging enough to maintain people’s interest. Morrisett, though, says he had no trouble staying motivated in the Posit Science program. Seeing his progress over time helped. "It’s highly rewarding," he says. "I looked forward to it."
Morrisett can imagine companies, such as those in the financial sector, offering Posit Science training as a perk to employees. "I would think that some companies certainly will try it out," he says.
Behind Morrisett’s guess is a vision of blending tech with a population in need of help. Back in 1968, when he co-founded Children’s Television Workshop, it was television and disadvantaged children. Now it’s computers and older people trying to keep mentally fit as careers stretch out.
"I think there’s going to be quite an interest in staying sharp over a longer period of time," he says.
By Ed Frauenheim
Recommend 0
loyd Morrisett knows a thing or two about tapping technology to stimulate the brain.
In the 1960s, Morrisett helped create Sesame Street to harness the power of television to teach young children.
Now 78, Morrisett has latched on to another project that he says marries technology and mind improvement—one that has changed his own brain for the better.
Morrisett is an advisor to Posit Science, a San Francisco-based software company with a program designed to turn back the clock on aging brains. Posit Science is one of a number of vendors pitching brain fitness software and hopes to sell its product to companies as a workforce training tool.
Morrisett retired from full-time paid work in 1998, but remains busy. He serves on the boards of Sesame Street producer Sesame Workshop, opinion research group Public Agenda and Internet services firm Tucows. Morrisett also practices piano and singing.
He learned about Posit Science several years ago from an acquaintance and met with company co-founder Michael Merzenich, a neuroscientist at the University of California, San Francisco. Morrisett eventually went through a test version of the company’s brain fitness program, which took him 40 hours over eight weeks.
"It seemed to me that did have an effect," Morrisett says, adding that "the improvement seems to be a long-term improvement."
In particular, Morrisett says his hearing in noisy settings seemed better. So did his memory. He found it easier to recall names and access current information.
Another benefit, he says, came in the realm of his music. Years ago, Morrisett could not match a tone played on the piano with his voice. Now he can, and he believes Posit Science helped. In one of the program’s activities, users are asked to listen to two tones played in rapid succession and then decide whether the second was higher or lower than the first.
Doubts have been raised about whether computer brain training programs are engaging enough to maintain people’s interest. Morrisett, though, says he had no trouble staying motivated in the Posit Science program. Seeing his progress over time helped. "It’s highly rewarding," he says. "I looked forward to it."
Morrisett can imagine companies, such as those in the financial sector, offering Posit Science training as a perk to employees. "I would think that some companies certainly will try it out," he says.
Behind Morrisett’s guess is a vision of blending tech with a population in need of help. Back in 1968, when he co-founded Children’s Television Workshop, it was television and disadvantaged children. Now it’s computers and older people trying to keep mentally fit as careers stretch out.
"I think there’s going to be quite an interest in staying sharp over a longer period of time," he says.
Sunday, March 8, 2009
Ar-Rasul ( Saw ) Utusan Rahmat
Allah telah mengutuskan Nabi Muhammad (saw) adalah sebagai pembawa rahmat kepada alam. ianya berarti Nabi Muhammad (saw) adalah pemberi naungan keamanan dan kedamaian kepada alam.
Pada hari ini dunia dan alam keseluruhannya berada dalam situasi yang cukup gawat dari segi keamanan dan kedamaian. Nabi (saw) telah tiada, namun ajarannya masih kekal utuh sehingga kehari ini. Jadi kalau kedatangan nabi Muhammad (saw)adalah sebagai pembawa rahmat maka pada hari Nabi Muhammad sudah tiada apakah itu bermakna keamanan dan kedamaian juga sudah tiada. Jawabnya tentu tidak! kerana kedatangan Nabi Muhammad sebagai pembawa rahmat itu bukan batang tubuhnya itu yang membawa rakmat kepada dunia dan alam ini. Tetapi ajarannya itu yang menjadi intipati kepada rahmat itu.
Pada hari ini kita melihat dunia ini bagaikan sudah tiada rahmat lagi. Kezaliman, penindasan dan keganasan berlaku di mana-mana. Keadaan ini menunjukkan bahawa mereka yang berkuasa kini cuba mengekploitasi keadaan yang ada tanpa mempedulikan ajaran yang membawa rahmat kepada alam semesta. Ditambahkan lagi promosi kearah keganasan dan kezaliman terlebar luas untuk menyemarakkan semangat keganasan dan kezaliman diantara umat manusia.
Jadi tidak hairanlah kalau kita melihat diperingkat global suasana keamanan dan kedamaian itu tiada lagi dirasai oleh sebahagaian mereka yang mengalaminya. Ianya berpunca dari ketiadaan rahmat yang menyelubungi alam semesta ini. Disudut yang kecil pula kita juga tidak terlepas dari suasana kacau bilau itu. pembunuhan, pembuangan bayi dan kezaliman pemerintah juga tidak terkecuali dari keadaan ketandusan rahmat melalui ajaran Nabi Muhammad (saw) yang membikin keamanan dan kedamaian semua.
Oleh itu kembalilah kepada ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan rahmat itu, ianya seakan-akan kita mengembalikan semula kegemilangan kepimpinan nabi Muhammad (saw) yang membawa rakamat untuk seluruh umat manusia.
Pada hari ini dunia dan alam keseluruhannya berada dalam situasi yang cukup gawat dari segi keamanan dan kedamaian. Nabi (saw) telah tiada, namun ajarannya masih kekal utuh sehingga kehari ini. Jadi kalau kedatangan nabi Muhammad (saw)adalah sebagai pembawa rahmat maka pada hari Nabi Muhammad sudah tiada apakah itu bermakna keamanan dan kedamaian juga sudah tiada. Jawabnya tentu tidak! kerana kedatangan Nabi Muhammad sebagai pembawa rahmat itu bukan batang tubuhnya itu yang membawa rakmat kepada dunia dan alam ini. Tetapi ajarannya itu yang menjadi intipati kepada rahmat itu.
Pada hari ini kita melihat dunia ini bagaikan sudah tiada rahmat lagi. Kezaliman, penindasan dan keganasan berlaku di mana-mana. Keadaan ini menunjukkan bahawa mereka yang berkuasa kini cuba mengekploitasi keadaan yang ada tanpa mempedulikan ajaran yang membawa rahmat kepada alam semesta. Ditambahkan lagi promosi kearah keganasan dan kezaliman terlebar luas untuk menyemarakkan semangat keganasan dan kezaliman diantara umat manusia.
Jadi tidak hairanlah kalau kita melihat diperingkat global suasana keamanan dan kedamaian itu tiada lagi dirasai oleh sebahagaian mereka yang mengalaminya. Ianya berpunca dari ketiadaan rahmat yang menyelubungi alam semesta ini. Disudut yang kecil pula kita juga tidak terlepas dari suasana kacau bilau itu. pembunuhan, pembuangan bayi dan kezaliman pemerintah juga tidak terkecuali dari keadaan ketandusan rahmat melalui ajaran Nabi Muhammad (saw) yang membikin keamanan dan kedamaian semua.
Oleh itu kembalilah kepada ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan rahmat itu, ianya seakan-akan kita mengembalikan semula kegemilangan kepimpinan nabi Muhammad (saw) yang membawa rakamat untuk seluruh umat manusia.
Saturday, February 28, 2009
HUDUD SEPINTAS LALU
Kesan Perlaksanaan Hukum Hudud Kepada Masyarakat Bukan Islam.
Dilulus terbit pada Saturday, December 27 @ 09:00:05 MYT oleh TokPenghulu
Artikel Oleh suhaizan
" Pada 20.12.2008 suatu forum mempertemukan Dato’ Husam Musa Naib Presiden PAS dan Khairy Jamaluddin Naib Ketua Pemuda UMNO Malaysia telah diadakan di Kelantan.
Seperti dilapor TV3, Khairy Jamaluddin mencabar Husam Musa menjelaskan adakah PAS akan melaksanakan hukum hudud jika memerintah Malaysia. Husam Musa telah mempertegaskan bahawa PAS akan tetap melaksanakan hudud.
Malah beliau menambah tanggungjawab melaksanakan hudud bukan sahaja terletak kepada PAS tetapi juga UMNO yang sedang memerintah.
Maka berlakulah polimik diseluruh negara khususnya daripada pemimpin DAP, MCA dan lain-lain lagi. Sehingga Pemuda MCA Wilayah Persekutuan datang ke pejabat PAS di Jalan Raja Laut menghantar memorendum membantah kenyataan Husam Musa.
Persoalanya mengapa sebahagian masyarakat Malaysia membantah perlaksanaan hukum hudud?. Adakah mereka faham apakah kesan kepada mereka apabila hudud dilaksanakan ?
Suka untuk saya menghuraikan kesan-kesan perlaksanaan hudud kepada masyarakat bukan Islam di Malaysia. Sebenarnya dalam hukum islam terdapat tiga jenis hukuman sahaja. Pertama hudud, kedua qisas dan ketiga ta’zir. Yang jatuh hukum di bawah hudud itu hanyalah tujuh kesalahan sahaja iaitu berzina, menuduh orang berzina tampa bukti, minum arak, mencuri, keluar daripada agama Islam, merompak dan menderhaka kepada negara.
Qisas adalah hukuman balas iaitu bunuh balas bunuh, mencedera balas cedera dan meluka balas meluka. Hukuman ta’zir adalah hukuman denda bagi kes-kes diluar kes hudud dan qisas seperti kesalahan jalan raya. Walaubagaimana pun orang-orang bukan Islam di beri pilihan samaada mahu dihukum dengan hukum Islam atau dengan hukum sivil yang sedang berjalan sekarang.
Hanyalah orang Islam sahaja yang tiada pilihan kecuali dihukum di bawah hukum Islam.
Dilulus terbit pada Saturday, December 27 @ 09:00:05 MYT oleh TokPenghulu
Artikel Oleh suhaizan
" Pada 20.12.2008 suatu forum mempertemukan Dato’ Husam Musa Naib Presiden PAS dan Khairy Jamaluddin Naib Ketua Pemuda UMNO Malaysia telah diadakan di Kelantan.
Seperti dilapor TV3, Khairy Jamaluddin mencabar Husam Musa menjelaskan adakah PAS akan melaksanakan hukum hudud jika memerintah Malaysia. Husam Musa telah mempertegaskan bahawa PAS akan tetap melaksanakan hudud.
Malah beliau menambah tanggungjawab melaksanakan hudud bukan sahaja terletak kepada PAS tetapi juga UMNO yang sedang memerintah.
Maka berlakulah polimik diseluruh negara khususnya daripada pemimpin DAP, MCA dan lain-lain lagi. Sehingga Pemuda MCA Wilayah Persekutuan datang ke pejabat PAS di Jalan Raja Laut menghantar memorendum membantah kenyataan Husam Musa.
Persoalanya mengapa sebahagian masyarakat Malaysia membantah perlaksanaan hukum hudud?. Adakah mereka faham apakah kesan kepada mereka apabila hudud dilaksanakan ?
Suka untuk saya menghuraikan kesan-kesan perlaksanaan hudud kepada masyarakat bukan Islam di Malaysia. Sebenarnya dalam hukum islam terdapat tiga jenis hukuman sahaja. Pertama hudud, kedua qisas dan ketiga ta’zir. Yang jatuh hukum di bawah hudud itu hanyalah tujuh kesalahan sahaja iaitu berzina, menuduh orang berzina tampa bukti, minum arak, mencuri, keluar daripada agama Islam, merompak dan menderhaka kepada negara.
Qisas adalah hukuman balas iaitu bunuh balas bunuh, mencedera balas cedera dan meluka balas meluka. Hukuman ta’zir adalah hukuman denda bagi kes-kes diluar kes hudud dan qisas seperti kesalahan jalan raya. Walaubagaimana pun orang-orang bukan Islam di beri pilihan samaada mahu dihukum dengan hukum Islam atau dengan hukum sivil yang sedang berjalan sekarang.
Hanyalah orang Islam sahaja yang tiada pilihan kecuali dihukum di bawah hukum Islam.
Subscribe to:
Posts (Atom)